tumkongreler.com – Amerika Serikat (AS) menuduh seorang mantan pilot militer negara itu melakukan konspirasi dan melanggar undang-undang pengendalian senjata. Ini dilakukan dengan melatih pilot militer China untuk mendarat di kapal induk.
Mengutip AFP, pilot tersebut bernama Daniel Edmund Duggan. Ia saat ini merupakan warga negara Australia. Ia ditangkap di negara itu pada Oktober lalu.
“Daniel Edmund Duggan, seorang warga negara Australia, memberikan pelatihan kepada pilot militer China di akademi penerbangan yang berbasis di Afrika Selatan setidaknya tiga kali antara tahun 2010 dan 2012,” tulis dakwaan tahun 2017 yang dibuka oleh pengadilan di Washington pada pekan lalu yang dikutip Selasa, (13/12/2022).
“Pelatihan tersebut melibatkan instruksi tentang taktik, teknik, dan prosedur yang terkait dengan peluncuran pesawat dari, dan pendaratan pesawat di kapal induk angkatan laut.”
“Mantan Marinir AS itu telah bertindak dengan beberapa konspirator tak dikenal, termasuk seorang warga negara China, seorang warga negara Inggris, dan seorang warga negara Afrika Selatan,” tambahnya.
Baca Juga: Petaka Minyak Terjadi di Amerika, Buat Semua Ketar-Ketir
Menurut surat dakwaan, Duggan menghadapi dua dakwaan pelanggaran undang-undang kontrol ekspor senjata dan peraturan perdagangan senjata internasional, satu dakwaan konspirasi pencucian uang, dan satu dakwaan konspirasi.
Ia juga telah ditahan di bawah Undang-Undang Ekstradisi Australia, sambil menunggu permintaan resmi dari pemerintah AS.
Dugagan sendiri tinggal dan bekerja di China selama sekitar 5 tahun sebelum penangkapannya. Ia pindah ke Australia setelah meninggalkan Marinir AS, menjalankan perusahaan penerbangan petualangan Top Gun dari pulau selatan Tasmania.
Sementara itu, Duggan diyakini bukanlah satu-satunya pilot Barat yang melatih angkatan udara China saat blok itu mengalami hubungan yang panas dengan Beijing.
Seorang pejabat Inggris mengatakan sekitar 30 mantan pilot jet cepat dan beberapa pilot helikopter saat ini sedang melatih pilot China yang merupakan anggota Tentara Pembebasan Rakyat. Atas pelatihan ini, mereka disebut akan mendapatkan gaji hingga 240.000 pound atau setara Rp 4,2 miliar setahun.