tumkongreler.com-Tahun Ajaran Baru 2023/2024 sudah di depan mata. Tak pelak, banyak rumah tangga yang mulai sibuk menyiapkan uang sekolah anak.
Tak bisa dipungkiri juga, biaya pendidikan di Tanah Air terus naik seiring dengan berjalannya waktu. Alhasil, beban Anda akan semakin berat.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), setiap tahun ajaran baru akan terjadi kenaikan inflasi dari sektor pendidikan. Sebut saja pada Agustus 2022, inflasi biaya pendidikan tercatat 2,38% jika dilihat secara tahunan.
Namun, tidak sedikit pakar-pakar keuangan yang menyebut bahwa inflasi biaya uang pangkal di Indonesia bisa mencapai 10-15% per tahun. Padahal, kenaikan pendapatan Anda belum tentu mencapai 15% dalam setahun.
Baca : ‘Perang’ AS-China Merembet ke AI, Siapa Bakal Menang?
Otomatis, hal ini menjadi beban finansial bagi keluarga yang memiliki anak. Agar tidak stress mempersiapkan pendidikan anak. Berikut ini, cara cerdas mengumpulkan biaya pendidikan untuk anak?
1. Hitung biaya uang pangkal
Tidak ada yang tahu berapa angka pasti dari kenaikan biaya pendidikan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk mempermudah proses perhitungan, tidak ada salahnya untuk menghitung biaya uang pangkal untuk tiap jenjang di tahun ini dan masa depan.
Jika dilihat dari tabel di atas, maka seseorang memiliki tugas untuk mengumpulkan uang sebesar Rp 517 juta untuk uang pangkal sekolah anaknya. Dana sebesar Rp 517 juta itu harus dikumpulkan secara bertahap sesuai dengan jenjang pendidikan anak.
2. Investasi ke beberapa instrumen
Anda bisa menaruh biaya pendidikan dalam bentuk investasi. Cara ini akan membantu Anda menyimpan dan mempersiapkan uang sekolah anak dengan aman. Bonusnya Anda bisa mendapatkan imbal hasil dari investasi.
Namun, patut diingat bahwa semakin panjang jangka waktu investasi, maka Anda bisa memilih instrumen keuangan dengan sangat fleksibel baik itu risiko rendah, moderat atau tinggi.
Baca : Erdogan Diharap Kalah di Pemilu Turki, Bawa Hidup dan Mati
Sangat disarankan bagi Anda untuk menempatkan dana secara dominan ke instrumen dengan risiko tinggi agar tingkat pengembalian Anda di jangka panjang juga cukup besar.
Jika Anda melakukan diversifikasi untuk jangka panjang (uang pangkal SMA dan kuliah), Anda bisa memilih instrumen reksa dana saham, indeks, atau saham langsung sebagai instrumen yang tinggi risiko dan imbal hasil. Sementara itu untuk yang rendah risiko, Anda bisa menggunakan emas.
Sementara itu untuk jangka pendek atau di bawah tiga tahun, Anda bisa menggunakan reksa dana pasar uang maupun tabungan di bank.
3. Miliki jaminan kesehatan
Musibah sakit tentu bisa membuat Anda kehilangan tabungan maupun aset lantaran mahalnya biaya medis.
Sama seperti uang pangkal, biaya medis juga terus mengalami kenaikan seiring dengan berjalannya waktu. Dan sangatlah tidak bijak bila Anda menggunakan tabungan pribadi untuk berobat. Apalagi, mengambil dana dari pos lain, biaya pendidikan anak.
Memiliki jaminan kesehatan adalah hal yang penting dilakukan untuk mengatasi hal ini. Jika premi asuransi dinilai terlalu mahal, pastikan saja iuran BPJS Kesehatan Anda tetap dibayarkan. Kesehatan adalah faktor penting. Ini adalah bentuk investasi.
Baca : Siaga Perang, 2.500 Militer Korsel-AS Latihan Besar-besaran
4. Lindungi diri dengan asuransi jiwa
Hasil investasi tidak akan ada yang bersifat pasti, namun kematian adalah pasti.Upaya Anda dalam mengumpulkan biaya pendidikan anak bisa saja kandas jika Anda mengalami musibah cacat tetap total, atau meninggal dunia.
Jika hal itu terjadi, maka besar kemungkinan keluarga akan kehilangan penghasilan dan sulit mengumpulkan uang untuk membiayai sekolah anak.
Dengan memiliki asuransi jiwa, maka akan ada uang pertanggungan yang cair jika Anda mengalami musibah seperti yang disebutkan di atas.
Belilah asuransi jiwa dengan jumlah uang pertanggungan 150-200% dari estimasi uang pangkal sekolah anak di masa depan agar impian menyekolahkan anak tidak kandas begitu saja.