tumkongreler.com- Turki secara resmi mengganti namanya pada 2022. Ini menjadi salah satu berita internasional CNBC Indonesia di tahun ini.
Penggantian nama ini akan terjadi dalam panggilan Bahasa Inggris. Di mana sebelumnya Turki disebut Turkey menjadi Turkiye.
Wacana penggantian nama ini sendiri telah disuarakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sejak lama. Erdogan berpandangan bahwa nama Turkey yang dikenal dalam Bahasa Inggris sama dengan arti kalkun.
Baca:Amerika Diserang Teroris, Listrik Kacau Balau
Menurutnya, dengan perubahan nama ini, Turkiye dapat menjadi wakil dari ekspresi budaya. Termasuk peradaban, dan nilai-nilai Negeri Anatolia itu .
“Dalam rangka memperkuat nama Turkiye, dalam segala jenis kegiatan dan surat menyurat, terutama dalam hubungan resmi dengan negara lain dan lembaga dan organisasi internasional, istilah Turkiye akan digunakan sebagai pengganti istilah seperti ‘Turki’, ‘Turkei’, ‘Turquie’ dan seterusnya,” terangnya pada pidato beberapa Juni lalu.
Saat ini, nama Turkiye telah digunakan dalam beberapa lembaga dan gelaran internasional. Salah satunya adalah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan aliansi militer NATO.
Nama Turkey untuk Turki sendiri sebenarnya berakar dari sejarah. Orang Inggris merupakan pihak yang pertama kali menggunakan istilah ini untuk menyebutkan negara yang beribu kota di Ankara itu.
Pada abad XIX, orang-orang Inggris memiliki kegemaran untuk memakan kalkun. Mereka memanggil hewan itu sebagai Turkey karena dijual oleh pedagang Turki. Padahal, kalkun yang mereka santap itu justru berasal Madagaskar, di lepas pantai tenggara Afrika.
Berhubung Inggris lalu menjadi bahasa internasional yang dipakai di banyak negara, sebutan ini sampai mengglobal. Istilah Turkey untuk kalkun itu tentu merugikan bangsa dan negara Erdogan karena terlihat disamakan dengan unggas yang jadi makanan orang Amerika ketika Thanksgiving.
“Yang orang Inggris tahu hanyalah bahwa itu lezat, dan diimpor ke Eropa oleh para pedagang dari Turki,” tulis Mark Forsyth dalam ‘The Turkey’s Turkey Connection di The New York Times (2013-11-27)’.