tumkongreler.com – Menjadi perbincangan hangat belakangan ini, banyak restoran ternama yang menutup beberapa gerainya. Nama Warunk Upnormal dan Fish & Co kembali mencuat, bukan karena restoran tersebut memiliki inovasi baru, melainkan karena bernasib malang, tutup.
Diketahui, Warunk Upnormal menutup permanen sejumlah gerai di berbagai kota dan pulau. Sementara, Fish & Co menutup seluruh gerainya di Indonesia mulai akhir 2022. Hal ini terpantau dari pernyataan yang diunggah perusahaan lewat akun Instagram resminya.
Apa yang terjadi di bisnis restoran? Restoran memang paling terpukul selama pandemi karena aturan jaga jarak yang memicu tutup massal bisnis ini. Namun, kalangan pengusaha mengakui bahwa restoran merupakan bisnis yang rentan dengan perubahan perilaku pasar.
“(Restoran) Bisa sangat mudah untuk tutup, buka lagi dan lain sebagainya, tapi ini adalah PR kita,” kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani dalam konferensi pers pembukaan Rakernas III PHRI 2023 beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (18/2/2023).
Baca : Resmi! Konsorsium Qatar Ajukan Penawaran Pembelian MU 100%
Ada beberapa faktor mengapa bisnis restoran begitu rentan, salah satunya karena pemilik restoran belum memiliki kompetensi yang cukup baik dalam manajemen dan sumber daya manusia untuk mengelola usahanya.
Kemudian biaya sewa tempat yang terlalu tinggi juga jadi masalah. Untuk menutupi biaya sewa, maka restoran harus menjual lebih banyak kuantitas. Jika tidak mencapai target, maka resto bakal kesulitan untuk membayar berbagai kewajibannya.
Selain itu, permasalahan lainnya menurut Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran, maraknya aktivitas sosial dan ekonomi setelah pembatasan ketat di era pandemi Covid-19, ternyata belum diikuti pemulihan usaha. Di sisi lain, jelasnya, pengusaha harus melunasi kewajibannya ke pihak bank meski masih dalam kondisi babak belur.
“Semua pihak melihat kan traffic-nya meningkat, berarti sudah terjadi pemulihan padahal kejadian 2020-2021 dan sampai berkembang ke tahun 2022 terhadap kewajiban perbankan itu juga cukup besar. Banyak kewajiban di dalam situ (pendapatan) yang termasuk untuk kewajiban perbankan mereka yang mereka punya tanggungan di sana,” ujar Maulana.
Upaya untuk menyelamatkan restoran harus segera dilakukan agar tidak semakin banyak gerai yang tutup. Apalagi kontribusi terhadap pajak khususnya ke pemerintah daerah juga besar.
“Justru sektor restoran ini yang menyumbang sebetulnya melebihi daripada hotel, kalau kita bicara dari pajaknya,” kata Hariyadi.