tumkongreler.com – Kementerian Penanaman Modal atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengindikasikan kinerja investasi pada triwulan I 2023 mencapai Rp 328,9 triliun dan hanya masuk 384.892 Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Ini jelas tidak setara. Dengan kata lain, investasinya sangat tinggi tetapi dampak operasionalnya tidak baik.
Baca : Pilot Rusia Ajak Pesawat AS Bertempur di Udara, Ini Hasilnya
Menteri Penanaman Modal/Direktur BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, investasi yang masuk ke Indonesia saat ini lebih didominasi oleh penanaman modal ketimbang penanaman modal. Hal ini membuat lapangan kerja yang dihasilkan kurang dari yang diharapkan.
Hal ini tercermin dari nilai investasi tertinggi yang diperoleh pada sektor seperti industri logam dasar dan lainnya, serta industri farmasi yang menggunakan robot yaitu berkapasitas tinggi.
Hal yang sama juga terlihat di pertambangan, dimana pekerjaan masyarakat hanya bekerja sebagai buruh. Wajar saja, kata Bahlil, pengusaha seringkali hanya fokus pada maksimalisasi keuntungan. Selain itu, pekerjaan yang dibantu robot seringkali lebih cepat daripada pekerjaan manusia.
Namun, BKPM mendukung sebanyak mungkin pekerjaan yang masih bisa dikerjakan oleh manusia, untuk diprioritaskan. Menurutnya, pemerintah terus mendorong seluruh perusahaan di Indonesia untuk menciptakan lapangan kerja baru sebanyak-banyaknya.
Baca : Prancis Chaos! Demo & Kerusuhan Pecah di Seluruh Negeri
“Sektor yang paling aktif akan banyak UMKM yang menjadi fokus. Ini baru yang teratas. Jadi ada pekerjaan yang dilakukan orang, kami menyediakan orang, tidak semua teknologi. Meski ada pro dan kontra,” kata Bahlil.