tumkongreler.com- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kebobolan rekening sebesar Rp 320 juta, yang di bobol oleh tukang seorang tukang becak.
Pembobolan tersebut di dalangi oleh seorang bernama Mohammad Thoha yang secara tak sengaja bertemu dengan tukang becak bernama Setu. Pertemuan ini terjadi beberapa hari sebelum ia melancarkan aksinya.
Kebetulan, menurut Thoha, Setu memiliki perawakan mirip Muin yang merupakan pemilik rekening BCA yang di bobol rekeningnya. Sehingga, Thoha meminta Setu untuk menyamar menjadi Muin untuk mengambil uang melalui teller BCA.
Thoha bahkan sempat pergi ke bank sehari sebelum aksi pembobolan tersebut bersama Setu untuk memesan uang Rp 320 juta. Kejadian ini berlangsung pada Kamis 4 Agustus 2022, saat Thoha mengajak Setu ke bank BCA di Jalan Indrapura untuk mengambil slip penarikan uang.
Baca:Ngeri! 7 Orang Tewas Tertembak di Yerusalem Timur
“Saya ke teller pas Kamis sama Setu. Saya bilang ke ibu kasirnya besok mau ambil uang Rp 320 juta. Dia tanya identitas dan sempat ngasih tahu di suruh bawa KTP, ATM, dan buku tabungan,” jelas Thoha menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum (JPU) Estik Dilla dalam sidang yang berlangsung pekan lalu di PN Surabaya, dikutip dari detikcom, Sabtu (28/1/2023).
Thoha juga mengaku sudah mencari tahu tentang proses penarikan uang dalam jumlah besar melalui internet.
Pada saat hari eksekusi, Jumat 5 Agustus 2022 siang, Thoha yang menyewa kos harian selama beberapa hari di rumah Muin di Jalan Semarang Surabaya, untuk menggencarkan aksinya.
Ketika Muin berangkat ke masjid untuk menjalankan Salat Jumat, Thoha pun beraksi. Pada saat itu, kamar Muin tidak dikunci.
Thoha menelusuri kamar itu dan menemukan kartu ATM serta KTP dari dompet Muin. Setelah itu, ia membuka sejumlah laci hingga menemukan buku tabungan Muin di laci plastik yang juga tidak terkunci. Sehingga, seluruh kebutuhan untuk menjalankan tindakan kriminal itu telah lengkap.
Lantas, Thoha segera menelepon Setu. Mereka janjian di PGS dan berangkat bersama ke kantor cabang utama di Jalan Indrapura, Surabaya. Sebelumnya, Thoha telah menyiapkan peci yang mirip dengan yang digunakan Muin sehari-hari agar penyamaran Setu semakin sempurna.
Pada saat Setu beraksi Thoha menunggu di luar. Alasan yang mencla-mencle sempat ia sampaikan kepada Ketua Majelis Hakim Marper Pandiangan yang bertanya mengapa dirinya menunggu di luar. “Saya merasa bersalah yang mulia,” ujar Thoha.
“Yang benar yang mana? Merasa bersalah atau takut terekam CCTV? Keteranganmu di BAP seperti itu. Mana yang benar?” cecar Marper.
“Iya yang mulia, merasa bersalah dan takut terekam CCTV,” jawab Thoha.
Saat pegawai laki-laki di bank itu sedang Salat Jumat, Setu masuk ke kantor BCA. Ia disambut petugas keamanan lalu diarahkan mengisi slip penarikan uang, padahal ia sudah membawa slip yang sudah dibubuhi tanda tangan Muin yang telah dipalsukan oleh Thoha.
Teller bank Maharani Istono Putri yang melayani Setu sama sekali tidak curiga. Dalam persidangan sebelumnya Maharani menyampaikan kepada majelis hakim bahwa penyamaran Setu sempurna.
Maharani bahkan telah meneliti spesimen tanda tangan di slip penarikan yang dia anggap identik dengan tanda tangan Muin.