tumkongreler.com- Presiden Joko Widodo memberikan pesan menohok kepada Uni Eropa seiring gugatan larangan ekspor bijih nikel yang dilakukan di World Trade Organization (WTO). Bahkan Mantan Walikota Solo ini mengarahkan ke jajaran pembantunya untuk tidak takut melawan balik.
Jokowi mengakui Indonesia masih menghadapi persoalan besar terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel ke luar negeri. Namun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan langkah Presiden menjalankan hilirisasi di dalam negeri.
“Tahun kemarin kita kalah digugat oleh Uni Eropa. Tapi saya sampaikan pada menteri jangan juga berhenti. Lawan! sehingga kita banding,gak tau kalau nanti banding kalah lagi. tapi kalau kita belok jangan berharap negara ini menjadi negara maju,” pesan Presiden Jokowi dalam Pembukaan Muktamar XVII PP Pemuda Muhammadiyah, Rabu (22/2/2023).
Baca : Jokowi Sebut FIFA Mau Biayai Bangun Lapangan Sepakbola di IKN
Selain larangan ekspor nikel, pada pertengahan tahun ini Presiden Jokowi juga akan melarang ekspor bijih bauksit ke luar negeri. “Nanti digugat lagi, pasti ada yang gugat lagi. Ya kita lawan lagi kalah ya tetap maju terus jangan kalah kita belok percaya saya,” tandas dia.
Beriringan dengan hilirisasi, Presiden juga menyiapkan jurus untuk merealisasikan Indonesia menjadi negara maju. Salah satunya dengan membentuk ekosistem yang dibutuhkan oleh negara-negara lain seperti ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
Menurut Jokowi, Indonesia perlu berkaca pada negara tetangga seperti Taiwan, Korea Selatan dan Jepang, yang telah berhasil melakukan lompatan menjadi negara maju. Ia pun enggan berkaca kepada negara-negara di Amerika Latin yang sejak 1950 – 1960-an masih bertahan di negara berkembang.
Untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju, kata Jokowi, Indonesia memiliki bahan mentah dalam pembuatan baterai kendaraan listrik atau EV. Dimana kelak, baterai kendaraan listrik ini akan menjadi ekosistem yang dibutuhkan oleh negara-negara lain.
“Karena kita nikel punya, nikel kita memiliki, tembaga kita memiliki, timah kita memiliki, bauksit kita memiliki, karena semua komponen yang dibutuhkan untuk mobil listrik itu ada di Indonesia,” ungkap Presiden Jokowi.
Hanya saat ini, kata Presiden Jokowi, yang dibutuhkan Indonesia bagaimana mengintegrasikan nikel yang ada di Sulawesi, tembaga yang ada di Sumbawa dan Papua, Timah di Bangka Belitung serta Kalimantan Barat menjadi barang yang namanya EV baterai dan ekosistem yang lebih besar lagi.
“Menjadi mobil listrik yang ke depan itu semua negara akan membutuhkan dan nilai tambah yang kita akan dapat itu bisa berlipat lipat. Jangan sampai kita sudah berpuluh-puluh tahun bahkan beratus tahun dari zaman voc yang diekspor itu selalu bahan mentah, selalu raw material sehingga nilai tambah kita gak punya,” ungkap Jokowi.