tumkongreler.com – Pejabat Khusus Dinas Niaga Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan, pencapaian ekstraksi gas atau produksi berkelanjutan sejak kuartal I (Q1) 2023 masih di bawah target 6.160 juta kaki per tanggal (MMSCFD).
Seperti diungkapkan Wakil Direktur SKK Migas Nanang Abdul Manaf, realisasi produksi gas pipa pada triwulan I 2023 sebesar 5.399 MMSCFD, sekitar 87,6% dari target 2023. “Dari sisi penyaluran gas capaiannya 5.399 MMSCF per hari dari target 6.160 MMSCFD. Tingkat pencapaiannya 87,6 persen,” jelas Nanang dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (17/4/2023).
Baca : Kiamat Uang Kertas dan Kartu Debit, BI Ungkap Bukti Baru
Nanang mengungkapkan, dibandingkan tahun lalu di kuartal yang sama, produksi gas tahun ini naik 1,5%.
“Tapi dibanding tahun lalu, (kenaikan gas) bagus, 1,5% dibanding tahun lalu,” ujarnya. Menurut data SKK Migas, produksi gas tahun lalu sebesar 5.321 MMSCFD, lebih rendah dari capaian kuartal I tahun ini.
Sebelumnya, SKK Migas mengumumkan keinginannya untuk mengebor sumur “kaya” berupa 991 sumur minyak hingga 2024. Wakil Direktur SKK Migas Wahju Wibowo mengatakan tahun ini target pengeboran sumur migas mencapai 991 sumur untuk mendukung produksi minyak dalam negeri. Menurut data SKK Migas, target tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Yang merupakan target terendah di tahun 2017 yaitu hanya 117 sumur. Namun, dengan cita-cita ambisius tersebut, sebenarnya cukup banyak kendala yang dihadapi. Wahju mengatakan, tantangan pelaksanaan program pemboran sumur tidak hanya terkait ketersediaan rig, tetapi juga ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang terampil. “Tantangan kami untuk memastikan target pengeboran 2023 kompleks karena membutuhkan ketersediaan sumber daya manusia dengan keterampilan dan pengalaman yang mumpuni, sementara beberapa tahun lalu, tidak banyak orang yang bekerja di anjungan,” ujarnya dalam perbincangan dengannya. pengumuman yang dilakukan pada Kamis (04/06/2023).
Dia menjelaskan, untuk setiap proyek akan melibatkan ratusan pekerja dan ini menjadi tantangan bagi SKK Migas dan Kontraktor KKS karena dari tahun 2016 hingga 2020 rata-rata sumur pengembangan yang digali sekitar 200 air.
Baca : Kode Keras dari Fed, Rupiah Bisa Menguat “Gila-gilaan” Lagi?
Dengan jumlah sumur yang dibor menjadi 991 pada tahun 2023, dia yakin dibutuhkan lebih banyak tenaga terampil dan berpengalaman. “Saat ini ada platform yang tidak berfungsi karena tidak ada orang di sana,” tambahnya.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah kurangnya peralatan pengeboran sumur minyak. Sementara itu, Wahju mencontohkan Indonesia memiliki 991 lapangan pekerjaan renang pada 2023. “Kedua, alatnya tidak tersedia. Saat ini, tidak ada platform yang tidak berfungsi saat ini”,
“Sejauh ini, kami memiliki banyak pekerjaan untuk menyelesaikan 991 sumur. Kalau peralatannya seperti disuruh menanam satu hektar sawah dan tidak ada traktor, apa yang dilakukan, sekarang tantangannya,” terangnya.