tumkongreler.com- Raksasa minyak asal Spanyol, Repsol, mengungkapkan laba bersih pada 2022 mencapai hampir dua kali lipat dibandingkan capaian 2021.
Repsol menyebut, laba bersih sepanjang 2022 tercatat mencapai 4,25 miliar euro atau sekitar Rp 69 triliun (asumsi kurs Rp 16.252 per euro), naik dari 2,5 miliar euro atau sekitar Rp 40,6 triliun pada 2021.
Lonjakan laba ini tak terlepas dari lonjakan harga minyak dan gas yang tinggi sepanjang 2022.
Baca : Gila! Sudah Bangkrut, Negara Ini Naikan Tarif Listrik 275%
Dilansir dari Reuters, Kamis (16/02/2023), laba perusahaan pada kuartal keempat tahun 2022 melonjak menjadi sekitar Rp 32,6 triliun dari yang sebelumnya Rp 14,1 triliun pada periode yang sama di tahun 2021.
Meskipun kinerjanya kuat, saham Repsol Spanyol ternyata mengalami penurunan sebanyak 3% pada perdagangan pagi, setelah perusahaan mengatakan akan meningkatkan belanja modal menjadi lebih dari Rp 80,9 triliun (5 miliar euro) di tahun 2023 ini, di mana tahun lalu hanya sebesar Rp 67,6 triliun (4,18 miliar euro).
“Saya pikir pelemahan hari ini didorong oleh pedoman capex 2023,” kata Analis RBC Capital Markets di London Biraj Borkhataria, dikutip dari Reuters, Kamis (16/2/2023).
“Repsol berencana untuk membelanjakan lebih dari 5 miliar euro dalam investasi organik. Ini merupakan langkah yang cukup maju dan investor akan membutuhkan kejelasan ke mana arahnya agar memiliki kepercayaan pada rencana Repsol,” ujarnya.
Repsol menggunakan arus kasnya yang lebih tinggi untuk meningkatkan investasi modal sebesar 40% pada tahun 2022, mengurangi utang bersihnya sebesar 60% menjadi 2,26 miliar euro, dan meningkatkan remunerasi pemegang saham.
Perusahaan berencana untuk menaikkan dividen tunai sebesar 11% menjadi 0,70 euro per saham dan membeli kembali 35 juta saham tambahan, setara dengan 2,64% dari modalnya, dan menebus 50 juta saham, setara dengan 3,77% dari modalnya.
Adapun keuntungan besar yang diperoleh Repsol, mengikuti laporan serupa dari para pesaingnya yakni TotalEnergies, BP, Shell, Exxon Mobil, dan Chevron.
CEO Repsol Josu Jon Imaz mengatakan bahwa pada tahun lalu, pajak baru akan mengancam rencana investasi perusahaan, di mana pada saat itu yang terpenting adalah untuk memastikan keamanan energi.