tumkongreler.com – Perang yang berkepanjangan di Ukraina disebut-sebut kian menipiskan anggara Rusia. Pasalnya, jalannya perang ternyata tak sesuai dengan harapan Negeri Beruang Merah.
Awalnya, perang diperkirakan berjalan singkat dengan sedikit perlawanan dari Ukraina. Nyatanya, konflik tersebut kini nyaris memasuki bulan ke-10 dan belum ada tanda-tanda akan segera berakhir.
Hal itu tergambar dalam sebuah laporan oleh Institut Studi Perang (ISW) menunjukkan bahwa keuangan yang didedikasikan untuk mendukung ‘tujuan maksimalis Putin di Ukraina’ dapat memaksa Rusia untuk ‘mencairkan’ program domestik dan internasional lainnya demi peperangan Kremlin.
Total pengeluaran pertahanan sama dengan lebih dari 30% dari keseluruhan anggaran Rusia untuk tahun fiskal 2023 dan sekitar 8% dari PDB negara itu pada 2021.
“Putin dengan demikian terus menghabiskan anggarannya untuk perangnya di Ukraina dan mungkin perlu menghentikan kampanye internasional atau domestik lainnya dalam prosesnya,” kata laporan ISW dikutip, Express, Rabu (14/12/2022).
“Pasukan Rusia telah memindahkan peralatan dan personel dari zona konflik lain seperti Suriah dan Nagorno-Karabakh dan mungkin menurunkan prioritas pertempuran dan keterlibatan kekuatan lunak lainnya demi mempertahankan perang yang berlarut-larut di Ukraina.”
Baca Juga: Chaos Presiden Dipenjara, Negara Ini Umumkan Darurat Nasional
Laporan itu menyebutkan bahwa Putin tampaknya masih tidak mau mengorbankan inisiatif geopolitiknya dalam jangka pendek. Ia diduga berisiko menghadapi kesulitan keuangan di mana ia tidak akan dapat menyeimbangkan tujuan maksimalis di Ukraina dengan kampanye proyeksi kekuatan globalnya.
“Pasukan Rusia telah memindahkan peralatan dan personel dari zona konflik lain seperti Suriah dan Nagorno-Karabakh dan mungkin menurunkan prioritas pertempuran dan keterlibatan kekuatan lunak lainnya demi mempertahankan perang yang berlarut-larut di Ukraina.”
Laporan itu menyebutkan bahwa Putin tampaknya masih tidak mau mengorbankan inisiatif geopolitiknya dalam jangka pendek. Ia diduga berisiko menghadapi kesulitan keuangan di mana ia tidak akan dapat menyeimbangkan tujuan maksimalis di Ukraina dengan kampanye proyeksi kekuatan globalnya.
Perlu diketahui, Rusia menjadi salah satu pemasok minyak dan gas global yang mendapatkan keuntungan besar dari melambungnya harga.