tumkongreler.com – Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut menyelamatkan Benua Eropa dari krisis energi dalam jangka panjang. Hal ini terjadi saat Moskow justru mendapatkan embargo gas dari Benua Biru menyusul aksi militernya di Ukraina.
Manajer Clean Energy Transition, Per Lekander, mengatakan bahwa ketegangan politik antara Eropa dan Rusia telah mendorong transisi energi di benua itu. Namun, ia juga menekankan poin terkait penghematan energi.
“Saya akan mengatakan permintaan listrik turun 10%, permintaan gas turun sekitar 20, sedikit lebih tinggi di industri, kira-kira begitulah,” ujarnya kepada CNBC International dalam program Squawk Box Europe, Minggu (11/12/2022).
“Jadi menurut saya, di sisi gas, yang terburuk sudah berakhir dari situasi keamanan pasokan.”
Baca Juga: Keras! Putin Kerangkeng Tentara Rusia yang Ogah Perang
Sementara banyak ahli merasa krisis energi yang terburuk sudah berakhir untuk saat ini, ia justru memperingatkan bahwa yang lebih buruk akan datang tahun depan.
“Dan … dengan asumsi bahwa penghematan bahan bakar ini tetap, kita memiliki cuaca yang sangat, sangat dingin,” tuturnya.
Adapun, Kremlin adalah pemasok terbesar gas alam dan minyak bumi ke Uni Eropa pada 2021, menurut Eurostat. Namun, ekspor gas dari Rusia ke UE telah turun tahun ini akibat serangan Moskow ke Ukraina mendorong embargo di Benua Biru.
Perekonomian utama Eropa pun bereaksi untuk mencoba mengurangi konsumsi energi dengan menopang pasokan dari sumber alternatif saat memasuki musim dingin
Secara bersamaan, pemain industri besar seperti Jerman telah memutuskan untuk mengaktifkan kembali sejumlah pembangkit listrik tenaga uap untuk mengompensasi kekurangan gas Rusia.