tumkongreler.com – Akhir-akhir ini banyak startup atau usaha rintisan yang berhenti beroperasi (PHK), mulai dari GoTo, Shopee hingga Ruang Guru. Setelah banyak pekerja yang di-PHK kesulitan mencari pekerjaan, ternyata RI membutuhkan hampir 700.000 pekerja di sektor profesional. “Namun, saat ini jumlah yang tersedia masih sedikit dibandingkan dengan yang dibutuhkan.
Industri manufaktur yang menggarap kebutuhan tenaga manusia untuk menghasilkan sesuatu per tahun adalah 682.000,” kata Menkeu. Industri Agus Gumiwang pada Pekan Profesi Industri 2022 dan peluncuran Tahun Profesi Industri (IVY) 2023, Jumat(23/11/22). Ketika kebutuhan besar, sayangnya para pekerja yang siap bergabung dengan perusahaan tidak di contoh.
Early adopters adalah mereka yang sudah bekerja dengan keahlian di bidang yang digelutinya. Berbeda dengan lulusan baru yang masih banyak kesulitan untuk melakukan hal-hal teknis yang tidak teoritis.
Agus juga menilai kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada belum dioptimalkan. Banyak lulusan yang tidak bisa langsung beradaptasi dengan perusahaan, sehingga perusahaan harus melatih karyawan barunya.
Baca Juga: Wah!! Ekonomi Jerman Melejit, Lewati Angka Ramalan!
“Investasi sumber daya manusia ini tidak sesuai dengan harapan kami, sementara di sisi lain kami terus memberikan layanan manusia terlepas dari kebutuhan pasar tenaga kerja, dan dalam permintaan, kami terus memberikan keterampilan SDM. Itu masih belum diperlukan, sehingga masih ada program pelatihan pra kerja , kata Agus.
Demikian pula, Direktur Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Arus Gunawan mengatakan, kemajuan pendidikan dan pelatihan vokasi karena terjalinnya kemitraan antara pendidikan dan pelatihan. lembaga pelatihan dan perusahaan, tujuannya adalah untuk mengurangi masalah penawaran dan permintaan yang tidak sesuai dengan input fasilitas industri.
“Mempersiapkan apa yang dibutuhkan perusahaan, jadi antara kegiatan kita dengan apa yang dibutuhkan perusahaan ada keterkaitannya dengan game, sehingga kita bisa langsung bekerja, termasuk misalnya program robotika. Jadi kurikulumnya penempatan industri, jadi apa yang diajarkan itu yang dibutuhkan,” kata Arus .