tumkongreler.com – Harga batu bara nyaris tidak bergerak dan hanya melemah tipis pada awal pekan.
Pada perdagangan Senin (13/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 191,5 per ton. Harganya melandai 0,78%.
Baca : Punya Aset Rp 1.650 T, Bank Kripto Ini Ditutup Regulator AS
Pelemahan kemarin memutus tren positif harga batu bara yang menguat tajam 5,89% pada Kamis dan Jumat pekan lalu. Kembali melandainya harga batu bara disebabkan masih lemahnya permintaan serta ambruknya harga gas.
Permintaan dari India memang diperkirakan akan meningkat dalam waktu dekat untuk mengantisipasi lonjakan penggunaan listrik selama musim panas Mei-Juni.
Sejumlah media melaporkan jika cadangan batu bara di 62 dari 180 pembangkit mereka dalam kondisi kritis. Pasokan kini berada di kisaran 33,7 juta ton, setengah dari pasokan ideal yakni 67,5 juta ton.
Pemerintah India sudah meminta produsen listrik untuk segera mengimpor batu bara menjelang musim panas. Namun, sejauh ini permintaan tersebut belum banyak terealisasi.
Laporan terbaru bahkan memperkirakan dalam jangka panjang impor India akan turun tajam. Impor batu bara Negeri Gangga diperkirakan akan turun 25% dalam waktu tiga tahun mendatang karena meningkatnya produksi.
India mengimpor batu bara sebanyak 248,54 juta ton pada 2019-2020. Jumlah tersebut diharapkan turun menjadi 186,06 juta ton pada 2022-2023.
Produksi batu bara India ditargetkan naik dari 1,01 miliar ton pada 2023-2024 menjadi 1,3 miliar ton pada 2025-2026.
Melemahnya harga batu bara juga disebabkan oleh kembali anjloknya harga gas. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) ambruk 6,19% ke 49,58 euro per mega-watt hour (MWh) kemarin.
Harga gas sempat melonjak akhir pekan lalu karena pasar khawatir dengan penutupan terminal LNG di Prancis.
Empat terminal LNG di Prancis ditutup sejak Senin pekan lalu (6/3/2023) karena aksi mogok pekerja yang menolak reformasi aturan pensiun. Aksi mogok diperkirakan akan berimbas pada pasokan gas hingga Selasa (14/3/2023)
Baca : Simak! Biden Blak-blakan soal Kejatuhan SVB & Signature Bank
Namun, pasokan gas kemungkinan sudah membaik pada Selasa pekan ini sehingga penopang kenaikan pada harga gas berkurang. Sebagai akibatnya, harga batu bara bisa melandai.
Produksi listrik tenaga angina juga diperkirakan akan melimpah di Jerman sehingga permintaan gas dan batu bara diharapkan turun.
Suhu udara yang semula diperkirakan akan jatuh drastis juga sepertinya berbalik arah. Suhu di sebagian Eropa justru diprakirakan akan lebih hangat dalam beberapa hari ke depan.