tumkongreler.com – Perang Rusia-Ukraina di sebut berdampak ke Bali. Namun bukan dalam arti negatif.
Ribuan warga kedua negara di laporkan datang ke Pulau Dewata. Banyak yang menjadikan Bali sebagai rumah baru, setelah meninggalkan negara mereka menyusul invasi yang hampir 1 tahun yang lalu.
Mengutip Channel News Asia (CNA) yang mengutip data pemerintah, lebih dari 7.000 orang Ukraina tiba di Bali tahun lalu. Bahkan di Januari 2023 saja jumlahnya lebih dari 2.500 kedatangan.
Tahun lalu juga terlihat lebih dari 58.000 orang Rusia tiba di Bali. Sementara di awal tahun ini, ada lebih dari 22.500 kedatangan, yang menjadikan Rusia sebagai negara dengan kedatangan asing terbesar kedua bulan lalu.
Baca : Kupas Tuntas Ketahanan Pangan di Tengah Ketidakpastian
“Kenapa Bali? Mungkin meskipun berperang, meningkat secara signifikan karena memang Bali adalah tempat yang damai. Sangat damai, dan bukannya (di negara masing-masing), mereka tinggal di Bali,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjokorda Bagus Pemayun, Senin (20/2/2023).
Kepala komunitas Ukraina di Bali, yang hanya menyebut namanya sebagai Dmytro, memilih untuk memperpanjang liburan di Bali setelah invasi di mulai. Bahkan sekarang dia sedang membangun komunitas di Bali untuk warga Ukraina lainnya.
“Delapan bulan terakhir, saya hanya fokus pada ini,” katanya.
“Tujuan kami masih sama – untuk membantu Ukraina, menemukan cara yang dapat kami bantu, membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat setempat, dengan pemerintah setempat,” tambahnya.
Bisnis Pindah ke Bali
Sementara itu, setelah perang di mulai, salah satu biro perjalanan Ukraina memutuskan untuk memindahkan basisnya ke Bali. Dan juga mempekerjakan beberapa orang Ukraina untuk bekerja di sana.
Beberapa warga Rusia juga menawarkan dukungan kepada sesama warganya yang ingin pindah ke Indonesia. Ms Anna Pomarina misalnya.
Ia memiliki konsultan membantu perusahaan berbahasa Rusia mendirikan toko di Indonesia. Dia juga memiliki sebuah hotel di Bali tempat dia pindah pada awal pandemi Covid-19.
Baca : Breaking News! Biden Dadakan ke Ukraina, Ada Apa?
“Saya membantu lusinan bisnis untuk memulai di sini di Indonesia, karena mereka sedang mencari cara untuk mendapatkan uang lagi untuk keluarga mereka atau mereka ingin mengembangkan bisnis yang sudah ada,” katanya.
Menurut Badan Pusat Statistik, wisatawan Rusia menduduki peringkat ke-9 pada tahun 2021 dalam hal membelanjakan uang di Indonesia. Mereka menghabiskan rata-rata US$3.710 per perjalanan.
Data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan bahwa bisnis Rusia menyumbang lebih dari 6,5 persen investasi asing di Bali tahun lalu, naik dari 5% pada tahun 2021, dengan terkonsentrasi di real estate.
“Bayangkan jika tidak ada perang antara Rusia dan Ukraina, kami yakin akan terjadi ledakan jumlah wisatawan Rusia dan Ukraina ke Bali karena mereka melihat Bali memang unik,” kata Ketua Aliansi Operator Pariwisata Marjinal di Bali, I Wayan Puspa Negara, di kutip laman yang sama.
Meskipun jauh, banyak orang Ukraina dan Rusia masih berharap untuk kembali ke rumah mereka ketika konflik berakhir. Sementara itu, mereka percaya tinggal di Bali adalah pilihan terbaik yang bisa mereka ambil.