tumkongreler.com- Filipina murka ke China. Tetangga dekat RI itu mengutuk tindakan “agresif” kapal keamanan Beijing di Laut China Selatan (LCS).
China dilaporkan menggunakan sinar laser tingkat militer terhadap kapal patroli Filipina. Akibat penggunaan laser tersebut seorang awak kapal patrolinya menderita buta sementara.
Insiden itu terjadi pada 6 Februari hampir 20 kilometer (12 mil) dari Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly. Marinir Filipina ditempatkan di sana untuk menegaskan klaim teritorial Manila di perairan yang juga diklaim China.
Baca:Bos Ritel Curhat: Pemerintah Utang Program Migor Rp345 Miliar
“Saat itu kapal patroli Filipina sedang mendukung ‘misi rotasi dan pasokan’ untuk marinir di Second Thomas Shoal ketika kapal China mengarahkan sinar laser ke arah mereka dua kali,” kata Penjaga Pantai Filipina, dikutip AFP, Selasa (14/2/2023).
“Itu bukan pertama kalinya kapal penjaga pantai China mengarahkan sinar laser ke kapal Filipina,” tambah Komodor Jay Tarriela, penasihat keamanan maritim di Penjaga Pantai Filipina, merujuk peristiwa Juni 2022 lalu, saat sebuah kapal penjaga pantai Filipina terkena cahaya biru selama hampir 20 menit.
“Sinar lasernya menyebabkan kebutaan sementara dan kulit gatal di antara awak kapal,” ujarnya.
Kementerian Luar Negeri Filipina juga telah mengajukan protes diplomatik ke kedutaan besar China di Manila atas aktivitas agresif tersebut. Mereka juga mengatakan kapal China itu juga mengeluarkan “tantangan” melalui radio dan melakukan manuver berbahaya, yang merupakan ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan Filipina sebagai sebuah negara.
Sebagai informasi, China selama ini sudah mengklaim hampir seluruh wilayah LCS, yakni sekitar 90% yang meliputi area seluas sekitar 1,3 juta mil persegi, dengan konsep sembilan garis putus-putus (nine-dash line). Ini termasuk sebagian besar pulau di dalamnya.
Dari klaim sepihak tersebut, Negeri Tirai Bambu bahkan telah mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan yang dibangunnya di sana. LCS sendiri dilintasi oleh jalur pelayaran penting dan berisi ladang gas dan tempat penangkapan ikan yang kaya.
Klaim teritorial sepihak tersebut tumpang tindih dengan klaim beberapa negara ASEAN dan Taiwan. Selain dengan China, LCS sendiri berbatasan dengan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menegaskan bahwa China telah beroperasi dengan profesionalisme. Wang mengatakan kedua negara telah melakukan kontak melalui hotline yang dibuat antara kementerian luar negeri masing-masing untuk membahas masalah maritim.
Adapun, Amerika Serikat (AS) menyatakan mendukung terkait laporan penggunaan perangkat laser oleh penjaga pantai China tersebut.