tumkongreler.com- Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor jagung hingga kedelai masih naik pesat hingga Januari 2023. Padahal, impor dua komoditas itu telah menjadi perhatian Presiden Joko Widodo sejak pertengahan tahun lalu.
Mengutip data impor komoditas pangan tertentu yang diterima CNBC Indonesia, impor jagung pada Januari 2023 sebesar 97,48 juta kilogram, naik 7.792,81% dibandingkan Januari 2022 sebanyak 1,23 juta kilogram, atau naik 26,16% dibandingkan Desember 2022 yang sebesar 76,65 juta kilogram.
Impor jagung pada bulan itu paling banyak berasal dari Brasil sebesar 75,75 juta kilogram. Pada Januari 2022, BPS tidak mencatat adanya impor jagung Indonesia dari Negeri Samba, demikian juga pada Desember 2022, sehingga tidak tergambar peningkatannya secara persentase.
Baca : Lihat Sendiri Bangkai Kapal Titanic, Siaran Mulai Sekarang
Selain Brasil, impor jagung juga diperoleh dari Argentina sebanyak 21,23 juta kilogram, atau naik 2.253,95% dibanding Januari 2022 yang tercatat sebesar 902,27 ribu kilogram, sedangkan dibanding Desember 2022 yang sebanuak 76,37 juta kilogram turun 72,19%.
Selanjutnya ada dari Amerika Serikat sebanyak 484,70 ribu kilogram atau naik 67,08% secara tahunan dan naik 68,56% secara bulanan, lalu dari Thailand sebanyak 14 ribu atau turun 55,49% secara tahunan dan naik 1.665,44% secara bulanan. Terakhir terbesar dari India 1,2 ribu dan pada Januari maupun Desember 2022 tak ada catatan impor jagung.
Adapun untuk kedelai, pada Januari 2023 Indonesia mengimpor sebanyak 218,51 juta kilogram, turun 2,59% secara year on year (yoy) karena pada Januari 2022 sebanyak 224,33 juta kilogram dan naik 39,52% secara month to month (mtm) karena Desember 2022 mencapai 156,62 juta kilogram.
Impor kedelai terbanyak pada bulan lalu berasal dari Amerika Serikat sebanyak 171,62 juta kilogram atau naik 4,72% yoy dan 55,19% yoy, dari Kanada 46,49 juta kilogram atau turun 21,76% yoy dan naik 88,73% mtm, Malaysia 405 ribu atau minus 22,58% yoy dan minus 38,43% mtm, Vietnam 2 ribu kilogram, serta Prancis 1 kilogram dan kedua negara tak tercatat jadi negara impor kedela pada Januari dan Desember 2022.
Pada pertengahan tahun lalu, sebetulnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi menyinggung masih impornya Indonesia terhadap komoditas jagung dari banyak negara. Padahal, menurutnya Indonesia mampu menanam jagung dan kedelai dalam jumlah banyak karena masih ada lahan yang bisa digunakan.
“Lahan kita ini sangat luas karena sisanya sangat banyak. HGU (hak guna usaha) yang terlantar juga masih sangat banyak,” kata Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/6/2022).
Jokowi menilai penanaman jagung dan porang bisa dilakukan di sela-sela lahan sawit. “Saya sudah sampaikan berkali-kali, misalnya sawit, di antara sawit itu kan sebetulnya bisa ditanami, yang pendek ditanami jagung, yang sudah besar ditanami porang,” lanjutnya.