tumkongreler.com – Pemerintah Iran kembali mengeksekusi seorang pendemo yang bergabung dalam protes besar-besaran di negara itu. Hal ini terlaksanakan di depan umum di Kota Mashhad, Senin (12/12/2022).
Dalam laporan media Iran Mizan, pendemo yang tereksekusi dengan cara menggantung itu bernama Majidreza Rahnavard. Ia terduga menikam dua anggota pasukan keamanan sampai mati dan melarikan diri saat sedang melaksanakan unjuk rasa.
Dugaan ini juga menegaskan oleh sebuah video rekaman yang menunjukan seseorang yang istilah sebagai Rahnavard melakukan aksi keji itu. Dalam rekaman tersebut, pasukan keamanan yang tertikam teridentifikasi sebagai Basij, atau sukarelawan paramiliter di bawah Pengawal Revolusi Iran.
“Rahnavard telah menikam dua anggota pasukan keamanan sampai mati pada 17 November di kota Mashhad dan melukai empat lainnya,” ujar laporan media yang berada di bawah naungan peradilan negara itu yang sumber Associated Press.
Mizan mengatakan Rahnavard menghukum di Pengadilan Revolusi Mashhad. Pengadilan ini sendiri telah terkritik secara internasional karena tidak mengizinkan mereka yang teradili untuk memilih pengacara mereka sendiri atau bahkan melihat bukti yang memberatkan mereka.
“Rahnavard telah terhukum atas tuduhan moharebeh atau berperang melawan Tuhan.”
Baca Juga: Miris, Pembeli Meikarta Liat Apartemen Banyak Kolam Kubangan
Eksekusi ini pun memicu reaksi internasional. Dari Brussels, para Menteri Luar Negeri Uni Eropa (UE) menyatakan kekecewaannya atas eksekusi ini dan telah menyiapkan sanksi baru bagi Iran.
“Kami telah menyiapkan serangkaian sanksi baru terhadap Iran atas tindakan kerasnya terhadap para pengunjuk rasa, dan juga untuk memasok drone ke Rusia untuk digunakan dalam perangnya melawan Ukraina,” kata diplomat top blok tersebut.
Mashhad, sebuah kota suci Syiah, terletak sekitar 740 kilometer timur ibu kota Iran, Teheran. Aktivis mengatakan telah melihat pemogokan, toko-toko tutup dan demonstrasi di tengah kerusuhan yang telah mulai atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita berusia 22 tahun yang telah tertangkap oleh polisi moralitas Iran, pada 16 September lalu.
Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran memprediksi setidaknya 488 orang telah tewas sejak demonstrasi mulai pada pertengahan September itu. 18.200 orang lainnya telah tertangkap oleh pihak berwenang.