tumkongreler.com- Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Amerika Serikat (AS) melalui badan intelijen CIA dilaporkan terlibat dalam kampanye untuk menyabotase Rusia.
Hal ini disampaikan oleh Mantan Pejabat Operasi Khusus Angkatan Darat AS Jack Murphy melalui situs webnya. Mengutip mantan pejabat yang menolak untuk disebutkan identitasnya, Murphy menyebut kampanye spesifik tersebut diarahkan oleh CIA.
Murphy menulis bahwa NATO dan badan intelijen AS telah menjalankan agen di dalam Rusia, mengarahkan mereka untuk menargetkan infrastruktur penting dalam upaya untuk menciptakan kekacauan.
Baca : Pak Jokowi, Kok Impor Jagung & Kedelai RI Tetap Tinggi?
“Kampanye ini melibatkan sel-sel yang telah lama tertidur dan telah diaktifkan kembali oleh layanan mata-mata sekutu untuk menghalangi invasi Moskow ke Ukraina dengan mengobarkan perang rahasia di belakang garis Rusia,” kata Murphy, seperti dikutip media asal Inggris, Express, Kamis (16/2/2023).
“Kampanye ini bertanggung jawab atas banyak ledakan yang tidak dapat dijelaskan dan kecelakaan lain yang menimpa kompleks industri militer Rusia sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada bulan Februari,” paparnya.
“Jembatan kereta api, depot bahan bakar, dan pembangkit listrik di Rusia semuanya telah rusak dalam insiden yang tidak dapat dijelaskan sejak Kremlin meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada bulan Februari,” tambahnya.
Dia berargumen bahwa meskipun tidak ada pejabat AS yang terlibat di lapangan, serangan itu kemungkinan besar dilakukan oleh “dinas intelijen sekutu” yang diduga diberi lampu hijau oleh Presiden AS Joe Biden.
“Sementara perintah dan kontrol atas program sabotase berada di CIA untuk alasan hukum, sekutu NATO memiliki suara yang kuat di mana operasi maju karena orang-orang mereka mengambil risiko,” imbuhnya.
Pekan lalu ledakan besar mengguncang Chuvashiya di Rusia barat setelah pipa gas pecah. Ledakan itu adalah yang terbaru dari serangkaian ledakan misterius yang menghantam infrastruktur gas Rusia yang kritis sejak dimulainya invasi Ukraina.
Pada 19 Desember 2022, ledakan besar lainnya menghantam pabrik pengolahan kondensat Markovskoye di Siberia timur. Tujuh orang dilaporkan menderita luka-luka dalam ledakan yang menyebabkan api menyebar di area seluas 1.000 meter persegi.
Tiga hari sebelumnya fasilitas minyak di kota Angarsk juga diguncang ledakan dahsyat. Sementara pada Senin dini hari, tiga personel militer Rusia dilaporkan tewas di pangkalan udara militer Engels di Rusia, bermil-mil jauhnya dari garis depan di Ukraina.
Laporan muncul yang menyatakan bahwa tentara tewas setelah puing-puing dari drone Ukraina yang ditembak jatuh jatuh ke pangkalan udara yang terletak ratusan mil dari garis depan. Pangkalan udara itu terletak 450 mil tenggara Moskow dan sebelumnya dihantam pada 5 Desember 2022.