tumkongreler.com- Mudik menjadi salah satu fenomena yang terjadi menjelang Lebaran Idulfitri. Masyarakat berbondong-bondong pulang ke kampung halaman masing-masing dengan menggunakan berbagai moda transportasi.
Data pemerintah menyebut 123 juta orang Indonesia akan melakukan mudik pertama sejak pencabutan pembatasan terkait Covid-19 pada 31 Desember lalu. Dari jumlah tersebut, 25 juta orang diperkirakan akan melakukan perjalanan dengan roda dua.
Meski berbahaya, sepeda motor tetap menjadi salah satu transportasi yang banyak digunakan masyarakat Indonesia selama mudik.
Baca : Sambut Lebaran Dengan Menu Sup? Inilah 10 Sup Terbaik Dunia
Media asing Channel News Asia (CNA) menyoroti fenomena mudik dengan sepeda motor di Indonesia. Jurnalis dari media tersebut mencoba mengendarai sepeda motor untuk mudik dari Jakarta ke Cirebon yang perjalanannya berjarak sekitar 230 km.
Perjalanan mereka tertuang dalam artikel berjudul ‘Perilous rides: Indonesian authorities discourage overloaded bikes as millions travel home for Idul Fitri’ yang terbit Kamis (20/4/2023).
“Rasanya seperti tubuhku berteriak agar sepeda motor kami berhenti. Pantat saya sakit, kaki saya mati rasa dan saya berjuang untuk tetap terjaga meskipun angin sejuk menyegarkan di wajah saya,” kata jurnalis CNA dalam artikel tersebut.
“Kami baru menempuh 50 km dalam perjalanan 230 km dari Jakarta ke Cirebon di Jawa Barat dan saya sudah berpikir: “Apakah saya sudah merasakan lebih dari yang bisa saya terima?”
Jurnalis tersebut menyebut perjalanan mudik dengan motor membuatnya kelelahan dan kesulitan untuk tetap terjaga. Opsi yang dia ambil saat itu adalah menemukan tempat untuk beristirahat.
Tempat istirahat mereka adalah di lantai beton di depan sebuah toko kosong. Namun fenonema pemudik dengan motor tidur di masjid, etalase toko, pom bensin, bahkan trotoar selama perjalanan bukan lagi hal tabu.
“Kami telah menghabiskan lebih dari 10 jam di jalan, berhenti di sana-sini untuk meregangkan kaki, makan, dan istirahat. Saya kelelahan, kurang tidur, tubuh saya kesakitan tetapi saya lega dan gembira karena perjalanan saya akhirnya berakhir,” kata jurnalis tersebut, saat tiba di tempat tujuan.
Namun, katanya, perjalanan masih jauh dari selesai bagi beberapa pemudik dengan sepeda motor. “Setelah bertemu dengan keluarga, mereka harus menempuh jalan lagi, kali ini berlawanan arah: kembali ke tempat mereka tinggal dan bekerja di kota-kota besar seperti Jakarta,” tambahnya.
Data Korlantas Polri sebelumnya menyebut sepeda motor merupakan alat transportasi perjalanan mudik yang berbahaya, sebab kurangnya stabilitas, kenyamanan dan keamanan pada kendaraan roda empat tersebut.
Pada tahun 2022, sepeda motor menyumbang lebih dari 65 persen dari 94.000 kecelakaan yang tercatat di seluruh Indonesia.
Bahkan risiko meningkat selama musim mudik karena pengendara sepeda motor terkadang mengangkut barang berukuran besar dan membawa lebih dari satu penumpang dalam satu kendaraan. Para pemudik juga cenderung membawa serta anak-anak yang masih kecil untuk menempuh perjalanan yang berat, seringkali tanpa membekali mereka dengan helm.
Pemerintah sendiri telah berupaya membujuk masyarakat agar tak mudik dengan sepeda motornya, mulai dari menawarkan feri, kereta api, dan bus gratis bagi mereka yang kembali ke kampung halaman.
Polda Metro Jaya juga telah membuka pintunya bagi para pemudik yang ingin meninggalkan sepeda motor mereka di tempat yang aman. Namun upaya tersebut hanya mampu menampung ribuan pemudik, bukan jutaan pemudik sepeda motor setiap tahunnya.