tumkongreler.com – Harga telur ayam kian tak terkendali dan semakin mahal. Bahkan terus naik melampaui harga tertinggi tahun 2022 lalu.
Informasi Pangan Jakarta mencatat, harga telur ayam hari ini, Senin (22/5/2023) di wilayah Jakarta secara rata-rata naik Rp146 ke Rp32.355 per kg. Harga tertinggi mencapai Rp34.000 per kg yaitu di Pasar Glodok. Sedangkan harga terendah Rp30.000 per kg di Pasar Ciplak.
Secara rata-rata nasional di pedagang eceran, harga telur hari ini naik Rp40 ke Rp30.600. Padahal harga tertinggi tahun lalu adalah Rp29.650 per kg, terjadi di bulan Desember 2022.
Jika melihat chart Panel Harga Badan Pangan, harga telur tahun 2022 terus menanjak sejak bulan Maret lalu sempat turun di bulan Oktober lalu naik lagi.
Baca : Kenaikan Gaji PNS Tunggu Restu Jokowi, Mungkin 2024?
Tahun 2023 ini, harga juga sempat turun di bulan Februari, namun berbalik naik lagi dan terpantau terus menanjak.
Hari ini, harga tertinggi telur ayam mencapai Rp37.740 per kg di Papua Barat. Dan harga terendah di Aceh yaitu Rp26.370 per kg.
Biang Kerok Harga Telur Makin Mahal
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) pun membeberkan penyebab harga telur terus terbang tinggi. Menurutnya ada banyak pengusaha telur yang bangkrut hingga harga pakan ternak mahal menjadi biang kerok kenaikan harga.
“Kan selama ini banyak sekali pengusaha telur itu tutup bangkrut karena harga murah, bahkan Lebaran saja Rp 25 ribuan, bangkrut orang, karena dia harus jual Rp 28 ribu,” kata Zulhas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/5/2023).
Selain itu juga sebagian besar indukan ayam diremajakan atau dipotong sehingga membutuhkan waktu untuk mengejar produksi.
Baca : Vivo Y36 5G Tiba di RI, Intip Harga dan Spesifikasinya!
Zulhas juga menyebut permasalahan harga jagung naik juga menjadi sumber permasalahan.
“Harga jagung saya dengar naik, pakan naik, itu mempengaruhi maka harus diambil langkah pertama tentunya perlu waktu sedikit supaya akan stabil,” katanya.
Kemudian Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga berencana memberikan subsidi jagung senilai Rp 1.500 per kg, meski belum diputuskan.
“Cuma sekarang andai kata diputuskan tapi belum ini masih dibahas, nanti yang diimpor itu petani lokal, jadi kalau harga jagung rakyat mahal sampai Rp 6.500 per kilogram nanti Rp 1.500 disubsidi apa untuk transportasinya atau apanya, jadi harga terkendali,” kata Zulhas.