tumkongreler.com – Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut unggul besar dari Amerika Serikat (AS) saat hubungan diplomatik kedua negara memanas akibat perang Ukraina. Hal ini terjadi setelah deal pertukaran tahanan antara pebasket AS Brittney Griner dan pedagang senjata Rusia, Viktor Bout.
Editor Keamanan Internasional di CNN International, Nick Paton Walsh, menyebut pertukaran ini membuat Putin berada di posisi yang lebih untung dibanding Washington. Pasalnya, Griner dijatuhi hukuman penjara Rusia hanya karena memiliki satu gram minyak ganja sementara Bout ‘kelas kakap’.
Bout diduga sebagai pedagang senjata paling produktif dalam beberapa dekade terakhir, yang memicu konflik di Afrika dan sekitarnya. Lebih khusus lagi, Bout dihukum di pengadilan AS karena berencana membunuh orang Amerika.
Walsh menyebut posisi Bout menjadi sangat penting bagi Rusia. Ia menyebut Moskow rela mengupayakan langkah-langkah penting untuk membebaskannya karena ia diduga menjadi mata-mata Rusia.
“Ada dugaan juga bahwa dia pernah bertugas bersama senior Rusia yang sekarang dekat dengan Presiden Vladimir Putin. Ini mungkin menjelaskan intensitas pencarian orang Amerika terhadapnya. Dia tidak pernah menjadi siapa-siapa,” ujar Walsh dikutip Jumat (9/12/2022).
Baca Juga: Ternyata Ada Wanita Ini di Balik Bangkrutnya Bursa Kripto FTX
Pekerjaan Bout sendiri memang telah tercium sejak lama. Ada video yang memperlihatkannya berada di Kongo dan di seluruh Afrika, di mana ia sangat dekat dengan konflik di sana.
“Ia dituduh, oleh banyak analis dan investigasi PBB, memperbanyak senjata kecil di seluruh benua itu selama tahun 90-an dan awal 00-an, yang dia bantah,” tambahnya.
“Ada tuduhan bahwa dia bahkan mempersenjatai Al Qaeda, yang juga dia bantah. Hanya sedikit yang tidak dituduhkan kepadanya, dan sedikit hal yang tidak disangkalnya,” kata Walsh lagi.
Selain itu, Walsh juga menyoroti kejadian pertukaran tahanan ini yang muncul saat Rusia melakukan tindakan brutal di Ukraina. Pasalnya, hubungan kedua negara meruncing terkait hal ini.
“Bahwa Moskow dan Washington dapat melakukan bisnis bahkan ketika bom Rusia membunuh warga sipil Ukraina yang tidak bersalah dan AS menyediakan senjata ke Ukraina yang membunuh tentara Rusia. Bahwa kekuatan nuklir dapat bekerja pada masalah pelik lainnya sementara peluru masih berterbangan,” ujarnya lagi.
“Ya, ini adalah kemenangan bagi Putin,” jelasnya lagi.
Perlu diketahui Rusia dan Ukraina telah berperang sejak Februari 2022. Sejumlah sanksi pun sudah diberikan Barat, termasuk yang terbaru yakni pembatasan harga minyak mentah dan produk minyak Rusia di US$ 60 dolar per barel.
Aturan sudah berlaku 5 Desember 2022 untuk minyak mentah. Aturan untuk produk minyak akan berlaku 5 Februari 2023.
Namun hal ini belum bisa membuat perang berhenti. Rusia berjanji tak akan menjual minyaknya ke negara-negara pemberi sanksi dan akan membalas dengan hal lain.