tumkongreler.com – Pemerintah melalui Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kabar baru. Bahwa terdapat ‘harta karun langka’ berupa mineral kiritis yakni Lithium dan Stronsium di Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Seperti yang diketahui, bahwa Lithium saat ini sedang dicari-cari oleh pemerintah khususnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), sebagai salah satu bahan baku yang digunakan sebagai pelengkap bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik
Dalam perhelatan perhelatan KTT G20 di Bali beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi sempat merayu Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese untuk bekerja sama memproduksi baterai mobil listrik di Indonesia. Jokowi meminta Albanese untuk langsung membawa Lithium-nya ke Indonesia.
“Saya hanya menawarkan kepada PM Anthony Albanese. Kita (Indonesia) punya nikel, kalau digabung itu bisa jadi baterai mobil listrik. Saya minta kepada PM Albanese untuk Lithiumnya bisa dibawa ke Indonesia. Kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia,” kata Jokowi dalam acara B20 Summit Indonesia di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).
Bak gayung bersambut, ternyata keinginan Jokowi mencari Lithium itu tak perlu sampai ke Australia, tapi di Indonesia sendiri ternyata ada. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuktikan bahwa terdapat kandungan mineral logam kritis yakni Lithium dan Stronsium.
Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hariyanto menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan pendahuluan pada tahun 2020 di daerah bagian selatan Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.
“Di tahun 2022 ini kita tidak lanjuti dengan melakukan penyelidikan pendahuluan di daerah sisi utara Lumpur Lapindo, Sidoarjo,” ungkap Heriyanto, kepada CNBC Indonesia dalam Closing Bell, Dikutip Rabu (14/12/2022).
Baca Juga: Merasa ‘Dikhianati’, Rusia Ancam Negara NATO Ini
Saat ini, kata Hariyanto, temuan Lithium dan Stronsium yang ada di Lumpur Lapindo itu sedang dilakukan pengujian ekstraksi oleh mitra di Kementerian ESDM tepatnya di balai besar pengujian mineral dan batu bara atau TEKMIRA. Tak hanya itu, ada juga kerjasama dalam hal pengujian dan eksplorasi serta ekstraksi atas Lithium dan Stronsium tersebut.
Dari catatannya Badan Geologi, kandungan Lithium di Lumpur Lapindo, Sidoarjo itu kadarnya mencapai 99 – 280 PPM sementara untuk Stronsium kadarnya mencapai 255 – 650 PPM. “Nah ini terus kami update datanya karena untuk tahun 2022 masih dalam analisis dilaboratorium kami,” ungkap Heriyanto.
Tantangan Lithium & Stronsium
Badan Geologi Kementerian ESDM meyakini, dalam hal mengembangkan Lithium dan Stronsium di dalam negeri masih terdapat berbagai macam tantangannya. Menurut Haroyanto, Pertama, terkait dengan infrastruktur industri berbasis baterai yang belum membutuhkan lithium untuk saat ini.
Kedua, belum ada aturan mengenai tata kelola Lithium dan Stronsium di dalam negeri. “Yang ketiga adalah permasalahan mendasar sebagaimana industri pengolahan umumnya belum diketahui secara pasti berapa jumlah potensi lithium tersebut,” ungkap dia.
Sebab, kata Heriyanto, yang dia sampaikan atas penemuan potensi Lithium dan Stronsium masih sebatas kandungan yang sedang di analisis. “Sehingga ini sulit untuk menarik investor untuk membangun industrinya. Tentu ini tantangan untuk mendetilkan atau menindaklanjuti apa yang kita temukan di Lumpur Lapindo, Sidoarjo,” tandas Hariyanto.