tumkongreler.com – Ada pesan mendalam saat bila nanti penetapan lebaran berbeda dengan beberapa ormas dan pemerintah. Masyarakat diimbau tetap rukun dan saling menghargai.
PP Muhammadiyah telah mengumumkan bahwa penetapan Hari Raya Idul Fitri 2023 jatuh pada tanggal 21 April 2023 atau bertepatan dengan hari Jumat. Hal tersebut tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.1/MLM/I.0/E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab, Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 H.
Baca : Lebaran Beda Hari Ternyata Udah Dari Dulu, Ini Sejarahnya
Hasil hisab Muhammadiyah menyebut, pada 29 Ramadan, ijtimak jelang Syawal 1444 H terjadi pada pukul 11:15:06 WIB. Hilal sudah wujud ketika Matahari terbenam di Yogyakarta dan pada saat itu Bulan berada di atas ufuk di seluruh wilayah Indonesia.
Sementara Pemerintah baru akan menggelar sidang isbat Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2023 pada Kamis, 20 April 2023 oleh Kementerian Agama RI.
Pemerintah menghimbau masyarakat tidak perlu ribut atas potensi perbedaan antara Muhammadiyah dan NU dalam penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H.
MenkoPolhukam Mahfud Md menyatakan, tak ada yang sama dalam penentuan 1 syawal baik lewat metode hisab maupun rukyat.
Dalam akun instagram @mahfudmd pada Selasa (18/4/2023) tertulis, NU dan Muhammadiyah sama-sama berhari raya tanggal 1 Syawal, hanya beda pilihan ukuran ufuk.
Ia juga mengatakan bahwa Pemerintah menghimbau, fasilitas publik seperti lapangan yang dikelola Pemda agar dibuka dan diizinkan untuk tempat salat idul fitri jika ada ormas atau kelompok masyarakat yang ingin menggunakannya. Pemda diminta untuk mangakomodasi dan membangun kerukunan meski berbeda waktu hari raya.
Perbedaan waktu hari raya sama-sama berdasar Hadits Nabi, menurutnya,”Berpuasalah kamu jika melihat hilal (bulan) dan berhari rayalah jika melihat hilal” (Shuumuu biru’yatihi wa afthiruu birukyatihi). Maksudnya setelah melihat hilal tanggal 1 bulan Hijriyah. Melihat hilal bisa dengan rukyat, bisa dengan hisab.”
Baca : Kisah Angkutan Mudik Favorit dari Zaman Dulu: Kereta Api
Dimana rukyat adalah melihat dengan mata/teropong seperti praktik zaman Nabi. Hisab adalah melihat dengan hitungan ilmu astronomi. Rukyat tentu didahului dengan hisab juga untuk kemudian dicek secara fisik.
Mahfud juga menambahkan,” NU dan Muhammadiyah sama-sama berhari raya pada tanggal 1 Syawal. Bedanya hanya dalam melihat derajat ketinggian hilal.”