tumkongreler.com- Terlalu banyak zat berlemak menimbulkan kolesterol tinggi di dalam tubuh. Namun, benarkah penderita kolesterol tinggi memiliki memori yang pendek?
Kolesterol di dalam tubuh terdiri dari kolesterol baik atau High Density Lipoprotein (HDL) dan kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL).
Faktanya, kolesterol adalah komponen penting dari otak manusia. Otak mengandung sekitar 25% dari seluruh pasokan kolesterol tubuh. Lemak ini sangat penting untuk perkembangan dan perlindungan sel saraf, yang memungkinkan otak berkomunikasi dengan seluruh tubuh.
Baca : Malaysia Dilanda Panic Buying Air Mineral, Ini Kronologinya
Walaupun manusia membutuhkan kolesterol agar otak berfungsi optimal, tapi terlalu banyak zat tersebut akan berbahaya.
Sebuah studi pada 2008 yang diterbitkan di Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology: Journal of the American Heart Association, menemukan bahwa pria dan wanita usia 60 tahun dengan tingkat HDL (kolesterol baik) yang rendah 53 persen lebih berisiko mengalami kehilangan memori dibandingkan dengan mereka dengan kadar HDL yang lebih tinggi.
Dan ini bukan pertama kalinya para peneliti menemukan hubungan antara kolesterol dan masalah memori.
Sebuah studi sebelumnya pada 2002, yang diterbitkan dalam Archives of Neurology, menemukan bahwa wanita dengan kadar LDL (kolesterol jahat) tinggi mengalami peningkatan gangguan kognitif, termasuk kehilangan memori.
Kolesterol juga berimplikasi langsung pada risiko demensia. Bahkan, kolesterol tinggi dapat mempercepat pembentukan plak beta-amyloid, endapan protein lengket yang merusak otak pada penderita penyakit Alzheimer.
Melansir Alzheimer’s Society, dikutip Minggu (21/5/2021) penelitian menemukan bahwa ada hubungan antara kadar kolesterol tinggi dalam darah dengan kehilangan memori.
Pada dasarnya, orang dengan kadar kolesterol tinggi memiliki risiko stroke yang dapat menyebabkan hilangnya memori, gerakan, kesulitan menelan, dan fungsi tubuh lainnya.
Kolesterol juga berimplikasi langsung pada memiliki faktor lain yang terkait dengan risiko demensia, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi dan diabetes.
Bahkan, kolesterol darah tinggi dapat mempercepat pembentukan plak beta-amyloid, endapan protein lengket yang merusak otak pada penderita penyakit Alzheimer.
Untuk menjaga kadar kolesterol dalam darah, ahli menganjurkan untuk berolahraga secara teratur dan menghindari asap tembakau. Selain itu, mengkonsumsi obat penurun kolesterol juga dapat membantu menjaga kadar kolesterol di bawah batas normal.
Kemudian, dianjurkan juga untuk makan makanan yang menyehatkan jantung. Selain menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi, disarankan untuk mengonsumsi banyak serat.
Makan buah dan sayuran secara teratur, setidaknya lima sampai tujuh porsi sehari. Kemudian, makan satu atau dua porsi ikan per minggu.