tumkongreler.com – Produk unggulan ekspor perikanan tanah air saat ini kian diminati oleh pasar mancanegara. Hal itu dibuktikan oleh hasil perikanan udang, tuna, cakalang, tongkol, cumi, sotong, gurita yang nilai ekspornya mencapai US$ 6,24 miliar di tahun 2022. Angka ini meningkat 9,11% dari tahun sebelumnya.
Untuk terus menjaga capaian positif ini, Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Ishartini mengungkapkan hasil perikanan lokal harus dijaga kualitasnya. Menurutnya, ada empat hal yang bisa dipenuhi untuk menjaga kualitas produk perikanan, baik dari perikanan tangkap ataupun budidaya.
Pertama, mengenai quality atau mutu hasil produksi perikanan khususnya udang, Indonesia harus dapat memenuhi standar mutu yang diminta di pasar global. Kedua, mengenai keamanan (safety) sehingga produk itu aman untuk dikonsumsi.
Baca : Diam-Diam Jokowi Siapkan Teknologi Roket Buatan Indonesia
Ketiga, hasil produksi perikanan khususnya udang harus sustainability, atau memenuhi prinsip keberlanjutan. Dan yang keempat, yaitu tentang traceability atau ketertelusuran.
“Jadi, produk itu harus ketertelusuran, mulai dari pra produksi, kemudian produksi, pengolahan, distribusi sampai ke pemasaran. Itu dibuktikan dengan berbagai sertifikasi yang harus dipenuhi,” ujarnya dalam Food Agri Outlook 2023, Selasa (21/2/2023).
Adapun sertifikasi yang dimaksud seperti sertifikasi cara pembenihan ikan yang baik, sertifikasi cara pembudidayaan ikan yang baik, cara penanganan ikan yang baik di atas kapal untuk yang produk penangkapan, cara distribusi yang baik, hingga cara pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practice).
“Itu dibuktikan dengan sertifikasi kelayakan pengolahan. Jadi sertifikasi itu yang harus bisa dipenuhi untuk masuk di dalam pasar global,” tambahnya.
Selain itu, menurutnya mutu produk perikanan juga perlu untuk diperhatikan. Sebab, produk perikanan merupakan salah satu produk yang mudah rusak sehingga sistem rantai dingin harus diterapkan di setiap tahapan produksinya.
Dalam hal ini, Pemerintah melalui KKP juga memfasilitasi pembangunan pabrik/mesin pembuat es, kemudian cold storage di sentra-sentra produksi perikanan. KKP juga melaksanakan pembinaan mutu kepada unit-unit pengolahan ikan di seluruh Indonesia, lengkap dengan bimbingan teknis, sosialisasi, dan edukasi standar mutu.
Tidak hanya untuk pasar global, KKP juga terus mendukung agar perikanan Indonesia dapat memiliki daya saing produk yang merata dalam skala domestik. Untuk itu, KKP melakukan beberapa terobosan agar wilayah yang jauh dari laut bisa memperoleh ikan dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan wilayah yang ada di dekat laut. Caranya yakni dengan mengembangkan sistem logistik ikan nasional.
Sampai dengan tahun 2024 lanjutnya, KKP juga akan memprioritaskan pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya. Ini akan dilakukan di daerah pedalaman, dan nantinya kampung perikanan budidaya tersebut akan menghasilkan ikan yang sesuai dengan preferensi/minat konsumsi masyarakat di wilayahnya itu, seperti kampung ikan lele, kampung ikan mas, kampung ikan nila. Harapannya, hasil dari kampung perikanan budidaya bisa memenuhi kebutuhan protein dari ikan di wilayah-wilayah pedalaman.
Baca : Bisa Bikin RI Jadi Raja, Harta Karun Lapindo Harus Digali!
“Pemerintah juga memberikan fasilitasi, bantuan-bantuan pemerintah seperti bioflok untuk lele, untuk Nila, kemudian sarana pemasaran berpendingin untuk mendistribusikan ke wilayah pedalaman, dan juga untuk sarana penyimpanan seperti freezer. Serta, memberikan pelatihan-pelatihan penanganan dan pengolahan ikan yang baik kepada masyarakat sehingga ikan bisa dikonsumsi dengan aman sampai ke wilayah-wilayah,” tutup Ishartini.