tumkongreler.com- Ilmuwan Amerika Serikat tengah mengembangkan pil kontrasepsi pria yang bisa mematikan sperma selama sehari. Di hari berikutnya, sperma akan kembali aktif seperti biasa.
Peneliti Weill Cornell Medicine Jochen Buck dan timnya sedang meneliti enzim yang disebut Soluble Adenylyl Cyclase. Enzim ini bertindak layaknya ‘saklar’ untuk sperma.
“Jika enzim dimatikan, sperma tidak bisa lagi bergerak,” kata Buck, dilansir laman Sciencealert, pada Minggu, (19/2/2023).
Baca : Ahli Harvard Ungkap 6 Cara Hidup Bahagia Tanpa Harta
Melalui beberapa tes berbeda pada tikus, para peneliti menunjukkan bahwa senyawa yang menghalangi enzim membuat sperma tikus tidak bergerak dalam waktu 30 menit hingga satu jam.
Senyawa itu 100 persen efektif mencegah kehamilan dalam 2 jam pertama. Namun pada 3 jam berikutnya, efektifitasnya turun menjadi 91 persen. Setelah 24 jam, sperma bergerak seperti biasa lagi.
Tidak ada efek samping yang terlihat pada tikus. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pria tidak subur yang enzim adenilil siklasenya dimatikan secara permanen memiliki tingkat peningkatan batu ginjal.
amun, Buck berdalih kasus itu berasal dari enzim mereka yang selalu dimatikan. Hal ini kemungkinan kecil terjadi pada pria yang memakai pil yang hanya efektif selama 24 jam itu.
Para peneliti berharap untuk mengadakan uji coba pertama pada manusia dalam waktu tiga tahun. Buck memprediksi, produk akhir mungkin bisa dipasarkan delapan tahun lagi.
Di sisi lain, seorang ahli kontrasepsi di Universitas Anglia Ruskin Inggris Susan Walker yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan dia “sedikit skeptis” pil akan benar-benar berhasil dipasarkan karena begitu banyak upaya lain yang gagal. Tetapi ia tetap melihat ini sebagai “keuntungan yang mencolok”.
Saat ini hanya ada dua pilihan alat kontrasepsi yang tersedia untuk pria: kondom dan vasektomi. Obat-obatan sebelumnya nampaknya kurang efektif karena efek samping yang diterima laki-laki diyakini jauh lebih tinggi, dan minat dari industri farmasi diklaim lebih sedikit dari pada obat kontrasepsi wanita.
Konsultan dari Desire Line sedang bekerja untuk memperkirakan potensi penyerapan berbagai produk kontrasepsi pria. Menurut pendirinya Steve Kretschmer, permintaan pil kontrasepsi instan pada pria bisa meningkat hingga tiga kali lipat dibanding saat Viagra pertama kali diluncurkan.
“Perkiraan awal menunjukkan di Amerika Serikat permintaan pil yang memiliki aksi cepat dan durasi aksi 1-2 hari bisa sekitar tiga kali lipat dari Viagra saat pertama kali diluncurkan,” katanya kepada AFP.