Skip to content

Tumkong Reler

Berita Update Terkini

Menu
  • Home
  • Blog
  • News
  • Categories
  • About
  • Contact
Menu
www.tumkongreler.com

Keras! Putin Kerangkeng Tentara Rusia yang Ogah Perang

Posted on Desember 13, 2022

tumkongreler.com – Pemerintah Rusia mulai mengambil langkah-langkah untuk menangani tentaranya yang menolak untuk ikut ambil bagian dalam perang di Ukraina. Salah satunya adalah memukuli dan menempatkan pasukan yang menolak itu dalam pengawasan yang ketat.

Hal ini di ungkapkan oleh seorang ayah yang anaknya mengikuti dalam perang di Ukraina. Dengan nama samaran Sergei, ia bercerita pada BBC bagaimana komandan militer Rusia bertindak saat mereka tidak ingin ikut maju di garis depan.

“Dia mengatakan tentara (Rusia) tidak di beri perlindungan; tidak ada pengumpulan intelijen; tidak ada persiapan. Mereka telah di perintahkan untuk maju, tetapi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi,” ujarnya pada hari Senin, (12/12/2022).

“Tetapi menolak untuk berperang adalah keputusan yang sulit untuk dia ambil. Saya mengatakan kepadanya: ‘Lebih baik menerimanya. Ini bukan perang kita. Ini bukan perang pembebasan.’ Dia bilang dia akan mengajukan penolakannya secara tertulis. Dia dan beberapa orang lainnya yang telah memutuskan untuk menolak senjata mereka di cabut dan di tempatkan di bawah penjagaan bersenjata.”

Sergei melakukan beberapa perjalanan ke garis depan untuk mencoba membebaskan putranya. Ia memberikan tekanan kepada pejabat militer, jaksa, dan penyelidik dengan dalih untuk permohonan bantuan.

Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Putranya, yang bernama samaran Stas, dikirim kembali ke Rusia dari medan perang dan menceritakan kengerian tekanan komandan perang kepada para personil.

“Mereka (komandan) memukulinya dan kemudian mereka membawanya keluar seolah-olah mereka akan menembaknya. Mereka membaringkannya di tanah dan menyuruhnya menghitung sampai sepuluh. Ia menolak. Jadi, mereka memukuli kepalanya beberapa kali dengan pistol. Ia mengatakan kepada saya bahwa wajahnya berlumuran darah,” tutur Sergei.

Baca Juga: Panas! Erdogan Warning Putin, Kenapa?

“Kemudian mereka membawanya ke sebuah ruangan dan mengatakan kepadanya: ‘Kamu ikut dengan kami, kalau tidak kami akan membunuhmu.’ Tapi kemudian seseorang mengatakan mereka akan membawa anak saya untuk bekerja di gudang.”

Stas adalah seorang perwira ketika Rusia meluncurkan serangan besar-besaran ke Ukraina pada bulan Februari. Presiden Vladimir Putin berjanji bahwa hanya tentara profesional yang akan ambil bagian dalam ‘operasi militer khususnya’.

Tetapi pada bulan September semuanya berubah. Presiden mengumumkan apa yang ia katakan ‘mobilisasi parsial, merekrut ratusan ribu warga Rusia ke dalam angkatan bersenjata.

Banyak dari pasukan yang baru di mobilisasi dengan cepat mengeluh bahwa mereka dikirim ke zona perang tanpa peralatan yang memadai atau pelatihan yang memadai. Ukraina sendiri melaporkan ada banyak laporan tentang pasukan Rusia yang di mobilisasi di tahan dan di kunci di ruang bawah tanah karena menolak perintah untuk maju ke garis depan.

“Ini adalah cara untuk membuat orang kembali ke pertumpahan darah. ujuan para komandan adalah untuk menahan tentara di sana. Para komandan hanya mengetahui kekerasan dan intimidasi. Tapi Anda tidak bisa memaksa orang untuk berperang,” kata aktivis dari Gerakan Penentang dengan Hati Nurani Rusia, Elena Popova.

Bagi sebagian orang Rusia, menolak kembali ke garis depan mungkin merupakan pendirian moral. Tapi ada penjelasan yang lebih umum.

“Mereka yang menolak untuk bertarung melakukannya karena mereka telah melakukan lebih dari sekadar aksi garis depan yang adil. Alasan lain adalah cara mereka di perlakukan dengan buruk. Mereka menghabiskan waktu di parit, kedinginan dan lapar, tetapi ketika mereka kembali, mereka hanya di teriaki dan di maki oleh komandan mereka,” jelas Popova.

Pihak berwenang Rusia menolak laporan tentang tentara yang kecewa. Vladimir Putin bahkan menyebut bahwa laporan terkait warga yang menolak perang sebagai hoaks.

“Dalam situasi ketika ada penembakan atau bom yang jatuh, semua orang normal tidak bisa tidak bereaksi, bahkan pada tingkat fisiologis. Tetapi setelah periode adaptasi tertentu, orang-orang kita bertarung dengan cemerlang,” ujar Putin.

Pos-pos Terbaru

  • Anak Buah Luhut Ungkap Awal Mula Singapura Mau Listrik RI
  • Wajib Tahu! 5 Fakta Mengejutkan Sritex yang Jarang Diketahui
  • Hore! Bansos Ramadhan Jokowi Meluncur Mulai Akhir Pekan Ini
  • Prabowo Bikin Senjata Serbu Mengerikan, Ini Penampakannya
  • 7 Drakor yang Aman Ditonton saat Puasa Ramadan
  • 15 Amalan Sunnah di Bulan Puasa, Yuk Tambah Pahala Ramadhan
  • Orang Terkaya ke-4 Dunia Ini Gak Mau Bicara Duluan di Rapat
  • Mengorek Telinga dan Ngupil Membatalkan Puasa? Cek Hukumnya!
  • Hasil Riset: Pekerja Bergaji Kecil Risiko Kematiannya Tinggi
  • Bos TikTok Blak-blakan Ngaku Bukan Orang China, Ada Apa?

Tentang Kami

Tumkongreler.com merupakan situs berita terupdate dan terkini. Dapatkan informasi tentang keadaan dunia sekarang hanya di tumkongreler.

©2023 Tumkong Reler | Design: Newspaperly WordPress Theme