tumkongreler.com – Rumah Belanda yang indah dan tradisional yang terletak di kawasan Menteng, tepat di antara Jalan Teuku Umar dan Jalan Dr. GSSJ Ratulangi memasang spanduk bertuliskan “Dijual” di pagar besi.
Dilihat dari struktur bangunannya yang lama, bangunan ini dianggap sebagai salah satu bangunan yang paling berdiri sejak zaman Belanda. Meski kosong, menurut ulasan tumkongreler, bangunan peninggalan Belanda ini nampaknya masih terawat dengan baik.
Baca : Intelijen AS Ungkap Kemungkinan Rusia Gunakan Senjata Nuklir
Di dalam, tanahnya bersih, tidak ada pohon tinggi, daun kering hampir tidak mungkin ditemukan. Bokir, salah seorang warga mengatakan, rumah tua itu sudah lama kosong, tidak ada yang tinggal di sana. Namun, kata dia, biasanya setiap minggu ada juru kunci yang datang membersihkan rumah. “Sudah lama kosong, kosong selama bertahun-tahun, puluhan tahun.
(Biasanya) ada yang jaga, cuma (kalau) hari biasa di rumah bosnya. Jika hari Minggu, dia selalu ada. Paling bersih-bersih saja,” kata Bokir kepada tumkongreler, Kamis (4/5/2023).
Bokir mengatakan bahwa rumah yang dibersihkan itu ada pemiliknya. Sekarang dijual.
Dia berkata: “Itu dibesarkan oleh cucu selama beberapa dekade.
Selain itu, meski merupakan bangunan tua dan kosong, Bokir dan rekannya Saidi mengaku belum melihat adanya misteri atau ketakutan di dalamnya.
“Wah, sudah lama kosong, sudah puluhan tahun kosong. Sudah lama sejak seseorang mengisinya. (Tapi) saya rasa tidak ada apa-apa (berita menakutkan di rumah ini). Saya buka toko di sini, tidak ada,” kata Saïdi.
Sementara itu, warga Menteng bernama Ishak mengatakan, lahan di kawasan Jalan Teuku Umar itu sangat penting. Dia melihat bahwa pemilik rumah yang indah ini dijual.
Ishak yang juga memiliki rumah di kawasan Menteng mengatakan, harga tanah di sana sangat mahal. ditambah lokasinya di jalan raya.
Katanya paling mahal Rp. 125 juta per meter, sedangkan yang termurah berada di kisaran Rp. 100 juta menjadi Rp. 110 juta. “Tanah di sini sangat mahal, dan tidak ada yang menjualnya lagi, hanya rumahnya yang dijual. Rumah Belanda ini memang sudah tua dan tua. Kalau masuk ke dalam, ukuran lapangannya luas,” ujarnya.
Tidak hanya rumah-rumah tersebut yang dijual, namun masih banyak rumah peninggalan Belanda lainnya. Misalnya rumah Belanda di Jalan Taman Amir Hamzah, rumah di Jalan Kertosono dan rumah di Jalan Cisadane.
Menurut Ishak, banyak rumah Belanda di kawasan Menteng yang dijual dan dijadikan rumah modern. Namun ada yang tetap menjaga keutuhan rumah.
“Banyak di antaranya telah diubah menjadi bangunan modern. Ada yang mendukung keaslian bangunan aslinya,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Asosiasi Pialang Real Estate Indonesia (AREBI) Lukas Bong mengungkapkan tanda kawasan Menteng yang terkenal itu muncul pertama kali sejak zaman penjajahan Belanda. “Ya tentu saja karena kita tahu landscape dan infrastruktur itu dibangun dari zaman kolonial kan? Ini tempat yang terkenal dari zaman kolonial. Jadi infrastrukturnya jelas, dan ruang strukturnya bagus,” ujarnya. saat diceritakan kepada tumkongreler.
Baca : Bank Regional AS Kritis! BPD RI Aman-Aman Saja, Kok Bisa?
Menteng telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya di Jakarta. Namun seiring berjalannya waktu, banyak pemilik rumah Menteng yang mengubah rumahnya dengan gaya modern.
“Tapi itu tempat lama di mana pohon-pohon juga membayangi, sekarang terutama dengan perlindungan pemerintah dan daerah itu adalah tempat cagar budaya, tempat pelestarian cagar budaya. Jadi ada rumah yang bisa dibeli orang tapi bisa. tidak berubah , atau ada rumah yang bisa dibeli dan tampilan luarnya akan seperti belakang, bisa direnovasi. Dan itu ada alasannya,” jelasnya.