tumkongreler.com – Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyatakan siap memasok senjata berat ke Ukraina untuk membantu negara tersebut mempertahankan diri nya dari serangan Rusia.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Ukraina dapat mengharapkan lebih banyak pengiriman senjata berat dari negara-negara Barat segera.
Adapun, Kyiv telah lama mendorong pasokan persenjataan yang lebih berat, termasuk tank. Namun, negara-negara Barat enggan dengan alasan lhawatir akan terseret ke dalam perang atau memprovokasi Rusia.
“Janji peralatan perang berat baru-baru ini penting dan saya berharap lebih banyak dalam waktu dekat,” kata Stoltenberg kepada harian Jerman, Handelsblatt, dari AFP, Minggu (15/1/2023).
Komentar tersebut muncul menjelang pertemuan minggu ini dari Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina, yang mengoordinasikan pasokan senjata ke Kyiv, di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman.
“Kami berada dalam fase perang yang menentukan,” kata Stoltenberg. “Oleh karena itu, penting bagi kami untuk menyediakan senjata yang di butuhkan Ukraina untuk menang.”
Stoltenberg juga mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan kesalahan dengan menyerang Ukraina.
“Dia melebih-lebihkan kekuatan angkatan bersenjatanya sendiri. Kami melihat kesalahan langkah mereka, kurangnya moral mereka, masalah kepemimpinan, peralatan yang buruk,” katanya.
Baca Juga: NATO Mulai ‘Main’ di Asia, ‘Seret’ ke Perang Rusia-Ukraina
Sejak serangan Rusia pada 24 Februari 2022, Ukraina telah membangun momentum dan negara-negara Barat telah memperluas jangkauan senjata yang di sediakan.
Awal bulan ini, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat (AS) masing-masing menjanjikan tank ringan AMX-10 RC Prancis, 40 kendaraan infanteri Jerman Marder, dan 50 kendaraan tempur Bradley.
Namun, tekanan tumbuh pada sekutu untuk melangkah lebih jauh dan menyetujui pengiriman tank tempur.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Sabtu berjanji untuk menyediakan 14 tank Challenger 2 ke Ukraina, menjadikannya negara Barat pertama yang memasok tank berat yang di minta Kyiv.
Tetapi Rusia “telah menunjukkan bahwa mereka siap menanggung kerugian besar untuk mencapai tujuan mereka”.