tumkongreler.com – Temuan di studi baru-baru ini menunjukkan bahwa rasa lapar bisa memperpanjang usia. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari University of Michigan di AS.
“Kami mencoba melihat dampak diet pada perpanjangan usia,” kata ahli fisiologi Scott Pletcher, dikutip dari Science Alert, Kamis (25/5/2023).
“Hasilnya, persepsi kekurangan makanan (lapar) sudah cukup [untuk memperpanjang usia],” ia menambahkan.
Penelitian ini secara spesifik menyasar ‘puasa intermiten’ yang dijadikan metode diet populer beberapa tahun belakangan. Puasa intermiten adalah membatasi waktu makan di periode jam tertentu.
Hasilnya, pada jam ‘dilarang makan’, orang yang menjalani diet ini kerap harus menahan rasa lapar yang timbul. Dari penelitian, terbukti bahwa hal ini berdampak positif pada penambahan usia.
Baca : Drama Plafon Utang AS Berlanjut, Wall Street Dibuka Merah
Namun, perlu dicatat bahwa penelitian ini memakai sampel hewan. Jadi, belum bisa dipastikan akurasinya untuk manusia.
Studi yang menggunakan sampel lalat buah (Drosophila Melanogaster) dan hewan pengerat ini, menemukan bahwa pembatasan kalori dapat memperpanjang masa hidup dan meningkatkan kesehatan.
Hasil studi ini bertentangan dengan beberapa penelitian lain yang menyoroti potensi bahaya dari puasa intermiten. Sebelumnya, puasa intermiten dinilai dapat merusak metabolisme tubuh dan memicu kekurangan nutrisi.
Lantas, kenapa penelitian kali ini menggunakan sampel lalat buah?
Di masa lalu, studi dengan objek lalat buah telah membantu para ilmuwan mengidentifikasi banyak sinyal saraf untuk rasa lapar dan kenyang di otak. Makhluk-makhluk ini memiliki 75 persen gen terkait penyakit yang sama dengan manusia. Metabolisme dan otak mereka memiliki kemiripan dengan mamalia.
Asam amino rantai cabang (BCAA) adalah nutrisi penting yang tampaknya memicu rasa kenyang pada lalat saat mengonsumsinya.
Untuk mengeksplorasi bagaimana dampak ‘puasa’ terhadap usia, para peneliti sengaja membuat lalat buah lapar dengan memberi mereka camilan rendah BCAA.
Baca : Ada Gertak Sambal Pekerja Mau Mogok Massal, Pengusaha Santai
Rasa lapar mereka diukur dengan seberapa banyak lalat mengonsumsi cadangan makanan berjam-jam setelah mengonsumsi camilan rendah BCAA.
Lalat yang diberi camilan rendah BCAA memakan lebih banyak cadangan makanan. Mereka juga cenderung memilih makanan berprotein tinggi daripada yang berkarbohidrat tinggi.
Ini merupakan pertanda bahwa lalat didorong oleh rasa lapar berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan.
Ketika tim secara langsung mengaktifkan neuron pada lalat buah yang memicu respons lapar, mereka menemukan bahwa lalat yang distimulasi rasa lapar ini juga hidup lebih lama.
Eksperimen lebih lanjut menunjukkan, penurunan BCAA dalam makanan lalat juga memicu mereka membentuk protein pendukung yang membantu mengatur aktivitas gen.
Pada akhirnya, aktivitas gen tersebut yang dimodifikasi oleh protein khusus di saraf dapat memperlambat penuaan. Hasil ini tentu membutuhkan lebih banyak pengujian dan studi lanjutan. Sebab satu studi tentang lalat buah tidak akan cukup.