tumkongreler.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam hingga 0,82% ke posisi 6.700,56 selama sepekan lalu. Investor asing tercatat melakukan jual bersih (net sell) hingga Rp1,62 triliun di pasar reguler pada periode tersebut.
Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam perdagangan 4 hari pada minggu lalu (libur Kenaikan Isa Almasih pada 18 Mei) IHSG turun hingga 0,82%.
Penguatan IHSG selama 2 hari pada Senin (15/5) dan Jumat (19/5) tidak mampu mengimbangi penurunan IHSG selama Selasa (16/5) dan Rabu (17/5).
Baca : Kritik Tajam Anies ke Jokowi Soal Pembangunan Jalan, Simak!
Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) Rp1,62 triliun di pasar reguler selama minggu lalu.
Saham big cap TLKM menjadi sasaran utama asing dengan nilai net sell Rp675,8 miliar pada periode tersebut. Harga saham TLKM pun turun 1,71%.
Saham BBCA juga terkena net sell Rp602,1 miliar, tetapi harga saham tetap naik 1,98% dalam sepekan.
Sementara, dua saham BUMN raksasa BMRI dan BBNI masing-masing mengalami net sell Rp378 miliar dan Rp144,4 miliar. Saham BMRI turun 0,49% dan saham BBNI melorot 3,55% pekan lalu.
Tidak ketinggalan, saham ADRO juga dilepas asing hingga Rp143,7 miliar dengan penurunan saham hingga 13,93% dalam sepekan.
Raksasa batu bara lainnya, macam ITMG juga turun tajam hingga 12,64% selama pekan lalu, INDY (-11,43%), ADMR (-10,22%), PTBA (-9,30%), UNTR (-6,14%), dll.
Dari dalam negeri Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 24-25 Mei 2023 menjadi yang akan ditunggu-tunggu investor.
Sejauh ini, ekonom memproyeksikan BI akan kembali menahan suku bunga di level 5,75% pada pengumuman RDG Kamis, 25 Mei.
Masalah plafon utang AS dan rilis risalah rapat FOMC The Fed, lagi-lagi terkait suku bunga, turut menjadi perhatian investor selama pekan ini.
Analisis Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada Jumat, IHSG mampu bertahan di atas level support 6.660 dan berusahan mendekati level resistance terdekat di 6.727.
Kendati memang, secara umum, IHSG masih downtrend, belum mampu mendekati MA 20 (6.793).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 41,93.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di bawah garis sinyal dan masih cenderung melebar.
Hari ini, sejauh mampu bertahan di atas support berupa level psikologis 6.700, terbuka peluang bagi IHSG untuk menguji resistance terdekat di level psikologis 6.727.
Apabila gagal, level support selanjutnya untuk IHSG berada di 6.655 dan 6.637.