tumkongreler.com – Lebih dari setahun perang dengan Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui negaranya tengah melalui masa-masa sulit. Meski begitu, ia mengaku kebanggaan nasionalnya tumbuh.
“Ya, Rusia sedang mengalami masa-masa sulit sekarang; hal-hal tidak pernah mudah, tetapi, tetap saja, hari ini kita melihat momen konsolidasi kita bersama, dengan kebanggaan nasional kita dipertajam,” kata Putin saat upacara penghargaan Selasa (23/5/2023), sebagaimana dilaporkan kantor berita negara TASS.
Putin mengatakan saat ini Rusia berusaha dengan segala cara untuk memperkuat fondasi spiritualitas negaranya, agar menciptakan kondisi ekonomi, manufaktur, dan pendidikan bagi kaum muda Rusia untuk memastikan masa depan tanpa syarat negaranya.
Putin mengatakan Rusia telah menjadi lebih mandiri dalam beberapa tahun terakhir, meskipun dia tidak menyebut sanksi internasional sebagai alasannya.
Baca : Tajir Melintir! Segini Kekayaan Sandiaga ‘Papa Online’ Uno
“Kami menjadi jauh lebih mandiri. Tanpa swasembada, tidak akan ada kedaulatan, dan swasembada dicapai di semua bidang: dalam seni, sains, industri, dan tentu saja, dalam militer,” katanya.
Di sisi lain, Kremlin pada Rabu (24/5/2023) mengatakan terlalu dini untuk berbicara tentang penyelesaian damai konflik di Ukraina. Sekretaris Pers Putin, Dmitry Peskov, mengatakan prasyarat untuk mengakhiri konflik belum ada.
“Terlalu dini untuk membicarakan hal ini selama tidak ada prasyarat untuk penyelesaian damai. Operasi militer khusus berlanjut,” kata Peskov saat ditanya soal proposal perdamaian.
Peskov menyebut invasi atau ‘operasi militer khusus’ Rusia akan tercapai. “Rusia hanya mempertimbangkan penyelesaian operasi militer khususnya: memastikan kepentingannya, mencapai tujuan Rusia baik melalui operasi militer khusus, atau dengan cara lain yang tersedia,” jelasnya.
Ketika diminta untuk mengklarifikasi apakah Kremlin siap untuk bernegosiasi dengan rekan-rekan mereka di Kyiv, Peskov mengatakan hanya ada kemungkinan kecil hal ini dapat didiskusikan. “Sebab negosiasi apa pun dengan Federasi Rusia dilarang (di Ukraina),” imbuhnya.
Baca : Harga Emas Antam Gak Gerak 5 Hari, Saatnya Beli Nih
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tahun lalu mengatakan Kyiv tidak akan bernegosiasi dengan Rusia saat Putin menjabat.
Baik Rusia dan Ukraina memiliki “garis merah” yang tidak akan mereka lewati ketika menyangkut kemungkinan kesepakatan damai di masa depan.
Kyiv mengatakan Rusia harus menarik semua pasukannya dari wilayah yang diduduki dan mengatakan ingin semua wilayahnya dikembalikan, termasuk Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014.
Moskow menginginkan semua wilayah Ukraina yang telah dianeksasi secara ilegal diakui sebagai wilayah Rusia dan menginginkan jaminan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO.
Invasi Rusia ke Ukraina sendiri telah menyebabkan kehancuran massal di negara itu dan kematian ribuan warga sipil. PBB memperkirakan jumlahnya hampir 9.000, meskipun jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi dan mungkin beberapa ratus ribu kematian di antara tentara dari kedua belah pihak.