– Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan bahwa penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan IV-2022 tumbuh melambat.
Hal ini tecermin dari penjualan properti residensial yang hanya tumbuh sebesar 4,54% (yoy) pada triwulan IV-2022, angka ini lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,58% (yoy).
Dilansir dari keterangan resmi Bank Indonesia (BI), perkembangan penjualan pada triwulan IV 2022 yang melambat terutama disebabkan oleh penurunan penjualan tipe rumah menengah yang terkontraksi sebesar -18,88% (yoy).
Baca : 300 Ribu Penumpang di Bandara Jerman Terlantar, Ada Apa?
Penjualan rumah kecil dan besar tercatat tumbuh melambat sebesar 14,44% (yoy) dan 17,28% (yoy), lebih rendah dari 30,77% (yoy) dan 19,73% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Responden menyampaikan bahwa sejumlah hambatan dalam penjualan properti residensial primer dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain karena kenaikan harga bahan bangunan, masalah perizinan atau birokrasi, suku bunga KPR, proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR, dan masalah perpajakan.
Sementara itu, secara triwulanan, penjualan pada triwulan IV-2022 mengalami kontraksi sebesar -7,22% (qtq). Kontraksi penjualan rumah secara triwulanan tersebut disebabkan oleh penurunan penjualan pada seluruh tipe rumah, yaitu tipe kecil -4,55% (qtq), tipe menengah -19,50% (qtq), dan tipe besar -15,77% (qtq).