tumkongreler.com- Portugal sempat di gegerkan oleh dugaan pelecehan terhadap anak-anak yang di lakukan oleh lebih dari 100 pastor. Hingga kini, mereka masih aktif dalam peran gereja di negara tersebut.
Menurut laporan sebuah komisi penyelidikan yang mulai bekerja pada Januari 2022, di terbitkan Senin (13/2/2023), setidaknya 4.815 anak di lecehkan secara seksual oleh anggota Gereja Katolik Roma di Portugal, kebanyakan pastor, selama 70 tahun.
Laporan tersebut menambahkan bahwa temuan itu adalah “puncak gunung es”, menggambarkan 4.815 kasus sebagai jumlah korban “minimum absolut”.
Baca:Indosurya Beli Yacht Hingga Oplas, Banyak Korban Jadi Gila
“Ada perkiraan (jumlah imam yang di tuduh) dan jelas akan lebih dari 100,” kata psikiater anak Pedro Strecht, yang mengepalai komisi tersebut, kepada televisi SIC, di kutip Reuters.
Komisi itu mengatakan sedang menyiapkan daftar para imam yang di tuduh masih bekerja untuk dikirim ke Gereja dan ke kantor kejaksaan.
Jose Ornelas, ketua Konferensi Wali Gereja, mengatakan lembaga itu belum menerima daftar itu.
“Apa yang Paus (Francis) katakan (adalah)… pelaku kekerasan terhadap anak di bawah umur tidak dapat memegang posisi dalam kementerian selama terbukti bahwa orang tersebut adalah pelaku kekerasan,” kata Ornelas, seraya menambahkan Gereja tidak akan melakukan “perburuan penyihir” terhadap anggotanya.
Strecht mengatakan Gereja memiliki “kewajiban moral dan etika untuk bekerja sama dengan otoritas kehakiman” dalam masalah ini.
Para uskup Portugal akan bertemu pada 3 Maret untuk mempertimbangkan menerapkan “mekanisme yang lebih efisien dan tepat” untuk mencegah pelanggaran di masa depan, kata Ornelas.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok pendukung Survivors Network of those Abused by Priests (SNAP) yang berbasis di AS meminta pejabat gereja Portugal untuk “menerbitkan secara jelas nama, foto, tempat tinggal, dan riwayat kerja pendeta yang kejam”.
“Tindakan segera diperlukan, dan itu termasuk pemecatan uskup, kanselir, vikjen, atau hierarki gereja lainnya yang terlibat dalam apa yang telah terjadi,” kata SNAP. “Tanpa perubahan di atas, tidak ada yang akan berubah.”