tumkongreler.com- Baru-baru ini geger kasus balon China yang kemungkinan memuat antena sebagai mata-mata. Balon tersebut mengudara di langit Amerika Serikat selama berhari-hari, sebelum akhirnya mentembak jatuh oleh jet tempur militer AS.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, balon itu memuat banyak antena yang mampu mengumpulkan sinyal intelijen AS. Sejauh ini, temuan menunjukkan balon itu terkait dengan militer China.
“Dari foto-foto yang terlihat, terkonfirmasi kehadiran paket antena yang mampu mengoleksi data dan melacak komunikasi,” kata pemerintah AS, terlihat dari CNBC International, Senin (13/2/2023).
Baca:Karpet Merah Bagi Calon Investor, Imigrasi Beri Visa Spesial
“Ada solar panel yang cukup besar untuk memproduksi daya sehingga beragam sensor untuk mengumpulkan data intel bisa di operasikan,” ujar pemerintah melanjutkan.
Pemerintah AS menyebut bahwa teknologi yang tersemat di dalam balon mata-mata China di ketahui dari foto-foto yang di ambil oleh jet U-2 AS. Lebih lanjut, AS yakin bahwa pabrikan yang membuat balon tersebut punya hubungan langsung dengan militer China.
“Balon ini sengaja di rancang untuk operasi pengintaian yang biasanya di arahkan oleh militer,” ujar juru bicara AS.
Menurutnya, AS bakal melihat lebih dalam untuk mengekspos berbagai upaya mata-mata China yang membahayakan keamanan negara dan para sekutu.
Tim Media Pentagon mengatakan bahwa AS telah mengumpulkan beragam informasi tentang balon mata-mata China, sehingga ke depannya bisa mendeteksi jika upaya yang sama dilancarkan.
Sebelumnya, pemerintah AS menyatakan bahwa sejak era Presiden Donald Trump, balon China sudah banyak yang mengudara di teritori AS. Selanjutnya, di era Joe Biden, balon tersebut masih berani masuk ke langit AS.
“Yang kami lakukan sekarang adalah mengumpulkan semua informasi, sehingga balon-balon yang sebelumnya tidak teridentifikasi bisa kami analisis untuk tahu bahwa itu adalah balon China,” kata sekretaris media Pentagon, Pat Ryder.
“Kami tahu bahwa mereka mau mengintai kawasan strategis, termasuk beberapa basis strategis kami di kontinental AS,” ia menambahkan.