tumkongreler.com- Dalam menjalani hubungan dengan kekasih hal mendasar yang harus di jaga adalah komitmen. Komitmen untuk saling memberi kasih, saling menjaga, dan yang terpenting komitmen untuk tidak saling mendua. Sebab, mendua atau selingkuh adalah dosa besar terhadap komitmen berpasangan.
Akibat ‘main serong’ hubungan yang telah di bina runtuh seketika. Rasa cinta dan sayang di awal hubungan langsung hambar dan tak lagi menyenangkan. Permasalahan ini adalah ancaman yang harus di waspadai oleh pasangan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga seluruh dunia.
Pada 2016, produsen alat kontrasepsi ternama, Durex, melakukan survey kepada ribuan orang dari sejumlah negara tentang seberapa sering remaja, yang sudah menikah atau belum, berselingkuh. Hasilnya sungguh mengejutkan dan tidak terduga.
Baca:Ngeri! Xi Jinping-Presiden Iran Bertemu, Buat Nuklir Bareng?
Peringkat pertama bukan dari negara Eropa atau Amerika, melainkan dari Asia, tepatnya negara tetangga Indonesia, yakni Thailand. Survey menunjukkan kalau 51% muda-mudi Thailand mengaku pernah berselingkuh. Durex memang tidak memaparkan lebih lanjut sebabnya.
Namun, sebagaimana di paparkan laman Thai Public Broadcasting Service, meningkatnya angka perselingkuhan di Thailand di sebabkan penduduk di sana memandang remeh komitmen kesetiaan. Masalah ini memang menjadi kebiasaan lazim yang sudah berakar sejak ratusan tahun lalu ketika pihak kerajaan mengizinkan para lelaki untuk memiliki istri lebih dari satu, sebelum akhirnya poligami resmi di larang kerajaan pada 1935.
Setelah Thailand, barulah di ikuti negara-negara Eropa secara berurutan, antara lain Denmark (46%), Italia (45%), Jerman (45%), Prancis (43%), Norwegia (41%), Belgia (40%), Spanyol (39%), Britania Raya (36%), dan terakhir Finlandia (36%).
Dari paparan tersebut, makin rendah persentase artinya makin rendah angka perselingkuhan di suatu negara. Misalkan Prancis, di negara tersebut hanya 43% pasangan yang berani mendua. Sedangkan di Finlandia hanya 36% pasangan saja yang berselingkuh.
Meski begitu, Durex hanya merinci hingga 10 negara persentase terbesar saja. Artinya, jika dirinci lebih lanjut, masih banyak negara lain di bawahnya. Terlepas dari besar-kecilnya persentase, tindakan selingkuh tidak dapat dibenarkan, apalagi menjadi pembenaran.