tumkongreler.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba-tiba meminta maaf. Ini terkait gempa Turki, yang terjadi awal bulan ini karena lamanya proses penyelamatan warga.
Hal itu diutarakannya saat mengunjungi salah satu daerah yang paling parah dilanda gempa 6 Februari, Adiyaman. Sebelumnya, Erdogan yang akan maju kembali dalam kontestasi pemilihan presiden pada Mei mendatang setelah dua dekade berkuasa, telah menerima kritik keras dari korban gempa di wilayah di tenggara Turki.
– Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba-tiba meminta maaf. Ini terkait gempa Turki, yang terjadi awal bulan ini karena lamanya proses penyelamatan warga.
Hal itu diutarakannya saat mengunjungi salah satu daerah yang paling parah dilanda gempa 6 Februari, Adiyaman. Sebelumnya, Erdogan yang akan maju kembali dalam kontestasi pemilihan presiden pada Mei mendatang setelah dua dekade berkuasa, telah menerima kritik keras dari korban gempa di wilayah di tenggara Turki.
Baca : OJK Ungkap Perkembangan Edukasi & Perlindungan Konsumen
Sebelumnya kemarahan penduduk setempat terdengar 10 Februari. Pasca beberapa hari gempa, tak ada bantuan yang datang.
“Saya tidak melihat siapa pun sampai pukul 14:00 pada hari kedua gempa,” kata warga Adiyaman Mehmet Yildirim kepada AFP saat itu.
“Tidak ada pemerintah, tidak ada negara bagian, tidak ada polisi, tidak ada tentara. Memalukan! Anda meninggalkan kami sendirian,” tegasnya.
Sementara itu, gempa kembali melanda Turki, Senin (27/2/2023). Gempa dengan magnitudo 5,6 itu diyakini sebagai gempa susulan baru terbesar yang terjadi di negara itu setelah 6 Februari.
Pusat gempa berada di kota Yesilyurt di Provinsi Malatya, dekat sumber gempa magnitudo 7,8 Kahramanmaras. Satu orang dan melukai puluhan lainnya karena bangunan dilaporkan ambruk.
“Gempa hari Senin menjadi gempa besar terbaru,” lapor Aljazera.
“Yang mengguncang Turki selatan saat wilayah itu dibangun kembali dari gempa besar sebelumnya yang menewaskan lebih dari 50.000 orang di seluruh Turki selatan dan Suriah barat laut,” tambah media itu.
Wali Kota Yesilyurt, Mehmet Cinar, juga membenarkan kepada televisi HaberTurk bahwa sejumlah bangunan di kota itu runtuh. Termasuk sebuah bangunan berlantai empat tempat ayah dan anak perempuannya terjebak.
“Keduanya memasuki gedung yang rusak untuk mengambil barang-barang,” ujarnya di laman yang sama.
Gempa Turki memakan korban jiwa hingga lebih dari 50.000. PBB mengatakan sedikitnya 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal akibat gempa Turki, di mana 500.000 rumah perlu dibangun kembali.
Baca : Bukan IMF, Lembaga Ini Mau Selamatkan Negara Bangkrut di Asia
Badan Penanggulangan Bencana Negara (AFAD) mengatakan hampir 10.000 gempa susulan telah dilaporkan sejak 6 Februari. Pekan lalu, Turki mengatakan sekitar 865.000 orang tinggal di tenda dan 23.500 di rumah kontainer sementara 376.000 berada di asrama mahasiswa dan penginapan umum di luar zona gempa.
Turki adalah rawan gempa bumi karena terletak di persimpangan tiga lempeng tektonik yang membentuk kerak bumi. Di antaranya lempeng Anatolia, Arab, dan Afrika.