tumkongreler.com – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) berjanji untuk melakukan hilirisasi sumber daya alam (SDA), agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa bergeser di atas 5%.
Plt. Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan menjelaskan, pemerintah akan terus mengoptimalkan ekonomi domestik di tengah ekonomi global yang melambat.
Baca : Diam-diam Luhut Temui Surya Paloh, Bahas Cawapres Anies
Salah satu yang akan ditempuh yakni dengan melakukan reformasi struktural, salah satunya dengan melakukan hilirisasi sektor SDA seperti yang sudah diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Hilirisasi (Untuk mengejar ekonomi di atas 5%), seperti nikel yang nilai tambahnya mencapai dua kali lipat dari hasil mentahnya. Kemudian ekonomi digital dan UMKM. Ini bagian dari source of growth (sumber pertumbuhan ekonomi) yang kita kejar untuk di atas 5% ini dari yang sekarang,” jelas Ferry saat ditemui di kantornya, Jumat (5/5/2023).
Proses hilirisasi sumber daya alam yang terus berlangsung di tengah membaiknya kondisi ekonomi global akan mendorong kinerja sektor industri manufaktur dan komersial.
Pemerintah juga optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2023 akan lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan I 2023 yang mencapai 5,03% (year-on-year/year-on-year). Hari Raya (THR) dan masa libur bersama Idul Fitri yang berlangsung pada April 2023 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2023.
“Inflasi juga masuk dalam prediksi kami karena kalau lihat April 2023 kemarin naik dari 4,9% (April 2022) menjadi 4,3%,” kata Ferry.
“Kita lihat di Q2 2023, karena banyak key plan di Q2 2023 (mudik THR dan Lebaran 2023). Tapi gambaran besarnya, selain detail di atas, dunia berdampak pada perekonomian kita. Tapi dengan arahan politik untuk memperkuat ekonomi nasional, itu masih bisa kita lakukan,” ujar Ferry.
Selain itu, karena triwulan III 2023 dan triwulan IV 2023, Ferry optimis ekonomi Indonesia akan meroket karena Indonesia akan mengikuti pemilihan presiden dan wakil presiden. “Secara historis ya kita lihat konsumsi LPNRT (Pusat Layanan Keluarga Nirlaba) akan tinggi, karena biaya iklan, seragam, bendera,” ujarnya.
Baca : Pengusaha Teriak Izin Sulit, Barang China Malah Merajalela
“Kita lihat di Q2 2023, karena banyak key plan di Q2 2023 (mudik THR dan Lebaran 2023). Tapi gambaran besarnya, selain detail di atas, dunia berdampak pada perekonomian kita. Tapi dengan arahan politik untuk memperkuat ekonomi nasional, itu masih bisa kita lakukan,” ujar Ferry.
Selain itu, karena triwulan III 2023 dan triwulan IV 2023, Ferry optimis ekonomi Indonesia akan meroket karena Indonesia akan mengikuti pemilihan presiden dan wakil presiden. “Secara historis ya kita lihat konsumsi LPNRT (Pusat Layanan Keluarga Nirlaba) akan tinggi, karena biaya iklan, seragam, bendera,” ujarnya.