tumkongreler.com – China dan Rusia di laporkan telah berbagi alat strategis untuk melemahkan anggota aliansi NATO dan pemerintah Barat. Hal ini di peringatkan oleh duta besar AS untuk NATO, Julianne Smith.
Dalam wawancara dengan Financial Times yang di terbitkan Selasa (20/12/2022), di plomat senior AS itu membahas ancaman yang di timbulkan oleh Beijing dan Moskow.
“Keduanya makin berbagi alat yang seharusnya menjadi perhatian aliansi NATO,” katanya, sebagaimana Sumber Newsweek.
Smith mengatakan bahwa Beijing dan Moskow sedang bekerja untuk membongkar Barat menggunakan taktik seperti serangan dunia maya dan ancaman terhadap infrastruktur penting.
“Tidak di ragukan lagi bahwa (China) dan Rusia sama-sama bekerja untuk memecah…mitra transatlantik. Dan kami sekarang sangat sadar, kami semua memiliki apresiasi yang lebih dalam atas upaya tersebut dan berniat untuk mengatasinya,” tambah Smith.
Baca Juga: Ini Pesan Khusus Zelensky Usai Bertemu Biden di Washington DC
“Kami telah melihat mereka berbagi taktik hybrid,” kata Smith. “Saya pikir China sangat memperhatikan bagaimana Rusia bergantung pada disinformasi dan hal-hal seperti pemaksaan atau keamanan energi, operasi siber jahat atau berbahaya.”
Smith juga mengatakan China dapat “menciptakan beberapa risiko keamanan atau kerentanan bagi aliansi atau negara anggota secara kolektif.”
Dia mengatakan bahwa anggota NATO harus mulai melindungi nilai-nilai aliansi, persatuan, dan diri sendiri dari beberapa taktik oleh China.
Komentarnya muncul saat Beijing dan Moskow meningkatkan latihan militer dan penyelarasan kebijakan luar negeri melawan Barat. Pada Selasa, China mengumumkan latihan bersama dengan Angkatan Laut Rusia akan di adakan di lepas pantai provinsi Zhejiang, selatan Shanghai.
China dan Rusia adalah sekutu yang memiliki sentimen anti-Barat yang sama. Pada pertemuan antara Pemimpin China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin, keduanya mengatakan kemitraan negara mereka “tidak memiliki batas” dan berjanji untuk memperdalam hubungan di berbagai bidang.
China memang tidak memasok senjata ke Rusia untuk invasinya ke Ukraina tetapi telah memberikan dukungan kepada Putin dalam konflik tersebut dan berhenti menyalahkannya atas perang tersebut.