tumkongreler.com – Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Italia yakni ENI diketahui bakal menggantikan posisi Chevron dalam pengelolaan proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) di Kalimantan Timur.
Hal tersebut dibenarkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat dikonfirmasi perihal itu.
Menurut Arifin, proses perpindahan pengelolaan proyek IDD sendiri diharapkan dapat selesai pada akhir Mei 2023 ini.
“IDD nanti keputusannya Insya Allah akhir Mei,” kata Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (5/5/2023).
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya membeberkan bahwa ENI berpeluang menjadi pengganti Chevron dalam pengelolaan proyek IDD.
Baca : Update Perang Rusia-Ukraina, Tentara Bayaran Putin Ngambek
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan proses diskusi antara kedua perusahaan mengenai kelanjutan dari proyek IDD sendiri sejauh ini berjalan dengan baik. Namun, dalam proses pengalihan hak partisipasi atau participating interest (PI) memang membutuhkan waktu yang tidak singkat.
“Tapi tentu saja semua peralihan itu membutuhkan waktu untuk analisa legal dan sebagainya. Tapi sejauh ini dari laporan ENI dan Chevron proses berjalan dengan baik,” kata Dwi di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (31/3/2023).
Oleh sebab itu, Dwi menargetkan proses akuisisi proyek IDD dari Chevron ke ENI dapat rampung pada pertengahan tahun ini. Sehingga pada kuartal ke empat tahun ini proses revisi Plan of Development (POD) dapat berjalan dengan baik.
“Dari POD, sehingga tahun depan sudah bisa efektif,” kata dia.
Seperti diketahui, proyek gas IDD senilai US$ 6,98 miliar merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di bidang hulu migas. Proyek IDD cukup menarik untuk dikembangkan karena total produksi gasnya diperkirakan bisa mencapai 844 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 27.000 barel minyak per hari (bph).
Proyek IDD terdiri dari dua proyek hub gas yang akan dikembangkan yakni Gendalo dan Gehem hub. Proyek ini awalnya direncanakan dapat beroperasi pada 2025 namun akhirnya mengalami kemunduran hingga menjadi 2028.
Baca : Saham Bank Regional AS Rebound, Wall Street Dibuka Bergairah