tumkongreler.com- Budi Gunadi Sadikin menceritakan buah pengalamannya sebagai bankir yang ia terapkan saat menjabat sebagai Menteri Kesehatan, khususnya dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19.
Menurut pria yang dikenal dengan panggilan BGS ini, pengalamannya sebagai bankir memberikannya eksposur terhadap jatuh bangunnya berbagai macam industi.
“Sebagai seorang bankir, saya telah melihat banyak industri naik turun, dan biasanya untuk penemuan ilmiah besar akan ada perubahan besar dalam industri juga dalam peradaban manusia,” kata dia di Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Baca : Rupiah Benar Menguat Tapi Cuma Dikit, Gimana Nih Gubernur BI?
Sebagai lulusan teknik nuklir, BGS juga memahami dampak teknologi baru yang bisa mengubah dunia ke arah yang lebih baik atau sebaliknya menuju bencana.
“Sementara sebagai fisikawan ahli nuklir ia akan selalu ingat bahwa infeksi industri baru dalam energi atom, energi nuklir bahkan ledakan nuklir,” imbuhnya.
Menkes kemudian bercerita tentang pengalamannya menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia. Wabah tersebut, menurutnya, membuat kerentanan sistem kesehatan nasional banyak negara terkuak, termasuk Indonesia.
Covid membuat pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia menyadari pentingnya sistem kesehatan yang tangguh.
“Teman saya di China selalu menyebut krisis ini dalam bahasa China weiji. Gabungan dari karakter “bahaya” dan peluang. Dalam tiap krisis, selalu ada sudut bahaya dan peluang untuk maju ke depan,” kata Menkes.
Atas dasar itulah, sebagai Menteri Kesehatan, ia melihat peluang untuk melakukan reformasi besar-besaran. Ia mengatakan pihaknya telah merancang 6 reformasi besar, dan salah satunya adalah reformasi perawatan kesehatan, termasuk bioteknologi kesehatan.
“Dan disitulah, saya yakin dapat berperan untuk melihat jendela peluang ini selama krisis dan melompat ke era baru sistem perawatan kesehatan di Indonesia,” tuturnya.
Soal bioteknologi yang ia maksud adalah penemuan teknologi genome sequencing (pengurutan genom) dan DNA. Ini menurutnya akan mengubah secara drastis masa depan industri kesehatan.
Adapun pengembangan dan pemanfaatan teknologi genome sequencing di Indonesia masih dalam tahap awal. Untuk itu masih terbuka peluang lebar bagi startup dan investor untuk menggarap sektor ini.
“Berbicara tentang peluang, saya ingin menekankan bahwa Indonesia berada dalam posisi yang sangat tepat untuk memanfaatkan peluang ini,” kata BGS.