tumkongreler.com- Bank Dunia menawarkan bantuan kepada tiga bank swasta di Sri Lanka yang bangkrut, meminjamkan mereka US$ 400 juta untuk membiayai impor makanan dan obat-obatan penting seiring dengan mandeknya dana talangan dari IMF.
Dilansir AFP, Senin (27/2/2023), unit pendanaan sektor swasta Bank Dunia, Korporasi Keuangan Internasional (IFC), meminjamkan ketiganya dana di tengah krisis ekonomi Sri Lanka yang masih bergemuruh.
Negara Asia Selatan berpenduduk 22 juta jiwa itu telah mengalami kesulitan besar sejak kehabisan devisa untuk membiayai makanan pokok, bahan bakar, obat-obatan, dan pupuk pada akhir 2021. Utangnya gagal bayar pada April 2022 dan negara itu dinyatakan bangkrut.
Baca : Alert! Lebaran Masih Lama, Harga Bawang Putih Terus Terbang
Protes berbulan-bulan pun memaksa presiden untuk mengundurkan diri pada bulan Juli dan pemerintahan baru Ranil Wickremesinghe mencari penyelamatan senilai US$ 2,9 miliar dari IMF sebulan kemudian.
Namun, pihak berwenang mengatakan dana dari IMF itu ditahan karena kreditor bilateral utama Sri Lanka, China, belum memberikan jaminan keuangan.
IFC mengatakan pengaturan pinjamannya dengan Bank Komersial Ceylon, Bank Perwalian Bangsa, dan Bank Sampath akan “mendukung sektor swasta dengan pembiayaan kritis, berkontribusi pada kebutuhan mendesak negara untuk menstabilkan ekonomi”.
Lembaga pemeringkat mengatakan seluruh sektor keuangan Sri Lanka berada di bawah tekanan berat, dengan gagal bayar utang negara merusak kredibilitas semua bank lokal.
Larangan pemerintah atas impor non-esensial juga tetap diberlakukan sebagai upaya untuk menghemat devisa.
Wickremesinghe telah menggandakan pajak dan menaikkan harga bahan bakar dan tarif utilitas tiga kali lipat sejalan dengan tuntutan IMF untuk meningkatkan pendapatan pemerintah sebelum dana talangan cair. Akibatnya, dia menghadapi protes serikat buruh yang meluas.