tumkongreler.com- Gempa dahsyat yang mengguncang Turki memakan banyak korban dan banyak bangunan yang runtuh. Tercatat lebih dari 6.400 bangunan hancur di 10 provinsi setelah bencana tersebut.
Seorang insinyur sipil dan Presiden Asosiasi Retrofit Gempa Turki, Sinan Turkkan mencoba menjelaskan alasan banyak gedung runtuh usai gempa minggu lalu itu. Menurutnya itu semua terjadi karena gempa berkekuatan besar terjadi secara berurutan.
Itulah sebabnya, dampak besar pada infrastruktur usai gempa tersebut pada akhirnya tidak bisa dihindari.
Baca : Tanda Kiamat Muncul di Tanah Israel, Ini Penjelasannya
“Banyak bangunan yang hanya mengalami kerusakan ringan hingga sedang pada gempa pertama, tetapi kemudian runtuh setelah gempa kedua,” jelasnya, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (17/2/2023).
Alasan lainnya adalah pemerintah setempat belum berupaya dengan cukup membangun bangunan yang aman gempa. Karena mereka tidak mengimbanginya dengan mewajibkan masyarakat pada transformasi perkotaan dan hanya menawarkan insentif keuangan.
Jadi hanya orang-orang yang mampu secara finansial yang dapat membangun kembali properti sesuai dengan konsep aman gempa. Ternyata banyak masyarakat negara itu yang tidak mau membangun propertinya dari awal lagi.
Akhirnya dampaknya terlihat meski sudah lebih dari 20 tahun gempa Marmara terjadi. Turki dipenuhi dengan bangunan yang menggunakan bahan berkualitas rendah dan teknik konstruksi yang telah lama didiskreditkan. Bangunan-bangunan tersebut langsung runtuh saat terkena goncangan gempa yang kuat.
Catatan pentingnya adalah Turki kurang menerapkan peraturan pada pembangunan konstruksi. Turkkan mendorong pemerintah untuk bisa lebih tegas terkait hal itu untuk masalah hidup dan mati masyarakat.
“Pemerintah harus lebih tegas dalam membuat bangunan mereka diaudit, diperkuat dan jika perlu dibangun kembali,” kata Turkkan. “Masyarakat tidak secara sukarela membayar, tetapi ini adalah masalah hidup dan mati, dan harus diperlakukan seperti itu.