tumkongreler.com – Banyak orang yang mengkritik keputusan berbagai pemimpin negara untuk melakukan transisi energi terbarukan. Pasalnya, pembangunan fasilitas energi terbarukan memerlukan dana yang cukup besar.
Di tengah sulitnya ekonomi global saat ini, bahan bakar fosil dan batu bara merupakan energi yang murah sehingga dapat mengurangi ongkos produksi. Namun, anggapan ini dibantah mantan Presiden Meksiko (2006-2012) Felipe Calderon. Ia menilai, justru situasi global yang tidak menentu merupakan momentum tepat untuk melakukan transisi energi.
“Tentu saja ini momen yang tepat. Sekarang terjadi kenaikan harga energi sehingga kita harus berpikir untuk mengambil aksi agar tidak lagi bergantung pada bahan bakar fosil. Justru kita harus bergantung pada energi baru terbarukan, kita bisa bergantung pada energi matahari, angin, dan air,” Jelas Felipe dalam acara Prime Words CNBC Indonesia, Rabu
Baca : Ancaman Terbesar Abad Ini, Setahun 22 Ribu Nyawa Melayang!
Ia mengatakan seharusnya para pemimpin negara dapat mengambil pelajaran penting dari krisis energi yang terjadi akibat perang Rusia-Ukraina belakangan ini. Dari guncangan dan inflasi akibat tingginya harga energi, Felipe mengimbau pemerintah bisa melirik energi terbarukan sebagai potensi energi masa depan untuk menjaga pasokan energi mereka.
“Pelajaran dari perang yang mengakibatkan krisis minyak dan gas, ini waktunya untuk berjalan lebih cepat menuju energi terbarukan. Apa yang terjadi sekarang menjadi pelajaran penting bagi negara untuk tidak bergantung pada bahan bakar fosil,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan anggapan yang berpendapat bahwa energi non terbarukan lebih murah dari energi terbarukan adalah adalah kesalahan besar. Pasalnya, ia bersama Global Commission of the Economic and Climate melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa kerugian ekonomi yang diakibatkan dari polusi batu bara luar biasa besarnya.
Berbanding terbalik, energi terbarukan minim kerugian. Hal ini disebabkan sumbernya berasal dari sumber daya alam yang tidak memiliki dampak buruk pada kehidupan manusia. Hal itu yang masih jarang dilihat ketika membandingkan kerugian ekonomi energi non terbarukan dengan energi terbarukan.
“Saya tidak setuju ketika kita tidak mempertimbangkan dampak lainnya dari penggunaan energi non terbarukan tersebut. Kerugian ekonomi yang diakibatkan dari kerugian kesehatan seperti kanker, pneumonia akibat polusi batu bara itu sangat-sangat besar. Sedangkan energi terbarukan tidak ada kerugiannya karena kita ambil dari matahari, angin, dan udara,” jelasnya.
Baca : AirAsia “Kegendutan” Utang, Sahamnya Tak Bisa Terbang!
Justru, di saat dunia tengah dihadapkan pada ancaman resesi dan pelemahan ekonomi, transisi energi dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru. Hal ini dibuktikan dengan terbukanya 300.000 lapangan pekerjaan baru selama 5 tahun terakhir di Amerika Serikat karena munculnya perusahaan energi surya.
“Di Amerika Serikat, industri energi surya dalam 5 tahun terakhir berhasil menyediakan lebih dari 300.000 pekerjaan baru. Sehingga ini sangat membantu kondisi ekonomi saat ini karena bisa membentuk pekerjaan baru,” pungkasnya.