tumkongreler.com- Perang antara Rusia dan Ukraina belum juga usai. Sejumlah fakta baru pun terjadi Kamis (25/5/2023).
Apa saja? Berikut dirangkum CNBC Indonesia, Kamis (25/5/2023).
Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam banyak negara yang mencoba memaksakan dominasi dan aturan mereka pada yang lain. Ia menyebut negara-negara tersebut sepenuhnya mengabaikan kedaulatan negara lain.
Baca : Harga Bawang Putih Lampaui Rekor Tahun 2022, Ini Sebabnya
Kecaman ini disampaikan Putin dalam sebuah konferensi tentang masalah keamanan pada Rabu. Ia juga mengatakan dunia menjadi semakin tidak stabil karena pusat-pusat ketegangan baru di dunia sedang muncul.
Tak hanya itu, Putin juga menyebut negara-negara dan asosiasinya memperparah situasi yang sudah bergejolak saat ini. Sejumlah media berasumsi, ia merujuk pada musuh Rusia di Barat dan NATO.
“Mereka berusaha untuk melestarikan, mempertahankan dominasi mereka, memaksakan kekuatan mereka. aturan sendiri, sama sekali mengabaikan kedaulatan, kepentingan nasional, tradisi negara lain,” katanya, mengutip CNBC International.
“Semua ini disertai dengan peningkatan potensi militer, campur tangan begitu saja dalam urusan dalam negeri negara lain, serta upaya untuk mendapatkan keuntungan sepihak dari krisis energi dan pangan yang dipicu oleh sejumlah negara Barat.”
Berbicara pada acara yang sama, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga mengatakan Barat ingin menimbulkan kekalahan strategis di Rusia. Ia mengklaim senjata NATO untuk Ukraina sedang disebarkan di luar perbatasan negara.
“Kolektivitas Barat tidak menyembunyikan niatnya untuk menimbulkan kekalahan strategis pada kami. Rezim Kyiv digunakan sebagai pendobrak anti-Rusia, yang dipompa dengan senjata NATO,”
“Pada saat yang sama, sebagian dari pasokan Barat, dan sebagian lagi, menyebar tak terkendali ke seluruh dunia,” katanya, seperti dilaporkan kantor berita TASS.
Wagner Mundur
Tentara bayaran Putin, Wagner, menarik diri dari pertempuran di Ukraina. Selama ini, kelompok itu menjadi garda terdepan Rusia di Bakhmut, Ukraina Timur.
Kepala Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan proses penarikan sudah dilakukan. Menurutnya ini akan memakan waktu beberapa hari.
“Wagner memulai penarikan unit dari Bakhmut,” kata sebuah pesan yang diposting di saluran Telegram Concord Group pimpinan Wagner Group.
“Kami menarik unit kami dari Bakhmut hari ini, sekarang jam 5 pagi, 25 Mei,” kata Prigozhin dikutip NBC dalam sebuah rekaman, meski tidak dapat diverivikasi.
“Sebelum 1 Juni, sebagian besar unit dipindahkan ke kamp belakang, menyerahkan kepada militer, amunisi, posisi, semuanya, termasuk ransum kering,” tambah Prigozhin seraya mengatakan pasukannya akan memiliki “tujuan baru” setelah beristirahat
Ukraina sendiri juga mengamini pasukan Rusia mulai menggantikan Wagner. Ini ditegaskan Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar melalui Telegram pada Kamis, mengutip CNBC International.
“Di pinggiran Bakhmut, musuh mengganti unit Wagner dengan unit reguler tentara. Saat ini, Wagnerites tetap berada di kota Bakhmut,” ujarnya.
Senjata Nuklir Rusia
Sementara itu, ancaman nuklir kembali muncul. Pejabat pertahanan dari Rusia dan Belarus telah mengambil langkah lain menuju penyebaran senjata nuklir taktis (TNW) Kremlin.
“Dokumen ditandatangani yang menjelaskan prosedur untuk menyimpan senjata nuklir non-strategis Rusia di fasilitas penyimpanan khusus di wilayah Republik Belarus,” kata kementerian pertahanan Belarusia di Telegram.
Rencana untuk mengerahkan senjata nuklir taktis, senjata nuklir jarak pendek yang umumnya dirancang untuk digunakan di medan perang, diumumkan kembali pada bulan Maret. Rusia mengatakan Belarus telah meminta senjata ditempatkan di wilayahnya dan pembangunan fasilitas penyimpanan senjata akan selesai pada 1 Juli.
Rusia telah menempatkan pesawat di Belarus yang mampu membawa senjata nuklir. Rusia mengatakan tetap mengendalikan senjata dan setiap keputusan untuk menggunakannya.
Jet Tempur F-16 AS
Ukraina sebentar lagi akan mendapatkan jet tempur AS, F-16. Pertemuan secara virtual tengan negara pendukung Kyiv rencananya dilakukan Kamis ini.
Ukraina telah berulang kali meminta jet tempur F-16 sekutunya untuk membantu memerangi invasi Rusia yang sedang berlangsung. Kemajuan dicapai dengan beberapa sekutu, seperti AS, Inggris dan beberapa mitra Eropa, bersedia untuk melatih pilot Ukraina untuk menerbangkan F-16.
“Kami melakukan segalanya untuk mengurangi waktu untuk hasil [keputusan tentang jet], untuk penampilan pesawat baru dan kuat. dengan pilot Ukraina di langit Ukraina,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Jelas langkah global ini akan memperluas kemampuan pertahanan kita. Karena hanya dengan pesawat yang kuat maka sistem pertahanan udara menjadi lengkap,” ujarnya.
Kapal Perang Rusia Diserang
Sebuah kapal perang Rusia yang ditempatkan di Laut Hitam diserang Kamis pagi. Kementerian Pertahanan Rusia, sebagaimana dilaporkan Reuters, menyebut Ukraina bertanggung jawab.
Kapal perang Rusia, Ivan Hurs, mengalami serangan oleh sebuah speedboat tanpa awak yang diduga milik Ukraina. Ivan Hurs tengah beroperasi melindungi pipa gas TurkStream dan Blue Stream.
Dalam beberapa foto yang dibagikan, terdapat ledakan dan asap dalam kejadian itu. Belum diketahui apakah ada korban.
Jet Tempur Jepang
Jepang mengerahkan jet tempur secara tiba-tiba, Kamis. Ini terjadi setelah pesawat intelijen Rusia dilaporkan terdeteksi di lepas pantai negeri itu.
Tentara Staf Gabungan Jepang mengatakan jet Moskow berada di sepanjang Samudra Pasifik dan Laut Jepang. Satu pesawat Rusia melakukan perjalanan dari utara Jepang ke sepanjang bagian pantai barat sementara yang lain mengambil rute yang sama di sepanjang pantai yang berlawanan dan kembali dengan cara yang sama.
“Sebagai tanggapan, pesawat tempur Angkatan Udara dan unit lainnya diacak,” tegas Jepang dimuat AFP.
Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai insiden tersebut. Namun ini terjadi beberapa hari setelah Jepang menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di G7 di Hiroshima.
Jepang sendiri telah bergabung dengan sekutu Barat dalam memberikan sanksi kepada Moskow atas invasinya ke Ukraina. Negeri itu juga memperingatkan ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia.
Dalam dokumen keamanan terbarunya, Jepang disebut telah memperingatkan sikap militer Rusia di Asia. Kerja sama pasukan Vladimir Putin dengan China juga disebut “masalah keamanan yang kuat”.
Pada Mei 2022, jet militer China dan Rusia melakukan penerbangan bersama di dekat Jepang segera setelah pertemuan kelompok Quad pimpinan AS di Tokyo. Baru-baru ini Moskow telah melakukan latihan militer termasuk uji coba rudal di Laut Jepang.
Rusia sendiri kini menganggap Jepang sebagai negara “musuh”. Ini sebutan yang sama dengan semua negara Uni Eropa (UE), Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, termasuk Inggris dan Australia.
Tokyo memiliki hubungan yang rumit dengan Moskow sebelum invasi ke Ukraina pada Februari, di mana kedua belah pihak belum menandatangani perjanjian perdamaian pasca-Perang Dunia II. Upaya untuk melakukannya telah terhambat oleh perselisihan berkepanjangan atas pulau-pulau yang dikuasai Rusia, yang dinamai Kremlin Kuril.
Rusia Perang Saudara
Baca : ‘Perang’ AS-China Merembet ke AI, Siapa Bakal Menang?
Perang saudara mengancam Rusia. Ini terkait kelompok anti Putin.
Mengutip Guardian, sekitar 10 pejuang dari kelompok bernama Legiun Kebebasan Rusia dan 30 lainnya dari Korps Sukarelawan Rusia turun menyerang Belgorod, Rusia. Salah satu pemimpinnya bernama Maximillian Andronnikov.
“Kami orang Rusia sama seperti Anda,” katanya yang kemudian diunggah secara online.
“Kami adalah orang-orang seperti Anda. Kami ingin anak-anak kami tumbuh dengan damai dan menjadi orang bebas sehingga mereka dapat bepergian, belajar, dan bahagia di negara bebas. Tapi hal ini tidak memiliki tempat di Rusia Putin modern, yang busuk terus menerus karena korupsi, kebohongan, penyensoran, pembatasan kebebasan dan represi,” tegasnya.
Selasa, Rusia mengatakan angkatan bersenjatanya telah memukul balik sekelompok tentara di Belgorot. Ini disebut serangan “paling serius di tanah Rusia” sejak awal perang.
Hal ini pun mendorong otoritas Rusia untuk mendeklarasikan “rezim anti-teror”. Bahkan mengevakuasi sembilan desa perbatasan.
“Dalam operasi kontra-teroris, formasi nasionalis diblokir dan dihancurkan oleh serangan udara dan tembakan artileri,” kata Kementerian Pertahanan Rusia.
“(Pejuang) yang tersisa dibawa kembali ke wilayah Ukraina, di mana mereka terus dihujani tembakan sampai mereka benar-benar musnah,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Pasukan Rusia juga dikatakan membunuh lebih dari 70 pejuang Ukraina dan menghancurkan empat kendaraan lapis baja. Dalam laporan itu dikatakan pul 12 warga sipil terluka meski verifikasi independen sulit dilakukan.
“Apa yang terjadi kemarin menimbulkan keprihatinan mendalam dan sekali lagi menegaskan bahwa tentara Ukraina melanjutkan aktivitas mereka melawan negara kami,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.