tumkongreler.com – Perang Rusia di Ukraina saat ini telah memasuki hari ke-433. Berikut update terbaru kedua negara tetangga tersebut, sebagaimana dihimpun tumkongreler dari berbagai sumber, Selasa (2/5/2023).
Ukraina Kembali Dibombardir Rudal
Pada Jumat dini hari, Ukraina kembali dibombardir rudal. Serangan Rusia menghantam beberapa kota di seluruh negeri, menewaskan sedikitnya 23 orang dan melukai banyak warga lainnya.
Sebelum fajar pada hari Minggu, Rusia pun meluncurkan serangkaian serangan rudal lainnya yang ditujukan ke kota-kota Ukraina. Sedikitnya 34 orang termasuk lima anak, terluka akibat serangan di Pavlohrad, dekat kota Dnipro di Ukraina tengah, dengan satu anak berusia 14 tahun tewas.
Baca : Bukan Ganjar-Prabowo, Jokowi Ceramah Ekonomi ke Ketum Parpol
“Sangat penting bagi Rusia untuk menerima sinyal yang lebih kuat bahwa dunia tidak akan memaafkan tindakan teror Rusia apa pun. Dan sebanyak mungkin pemain global benar-benar berprinsip dalam menegakkan rezim sanksi terhadap Rusia,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak sekutu internasional menegakkan sanksi baru terhadap Rusia melalui saluran Telegramnya.
20.000 Tentara Rusia Tewas
Lebih dari 20.000 tentara Rusia tewas dan lebih dari 80.000 luka-luka hanya dalam lima bulan pertempuran di Ukraina. Perkiraan jumlah tersebut disampaikan oleh pejabat intelijen AS.
Juru bicara dewan keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan sebagian besar pasukan Rusia tewas dalam perang parit brutal di kota kecil Bakhmut di timur Ukraina. Ia juga menyebut jatuhnya korban membuat kerugian besar bagi Moskow.
Baca : Terbongkar! ‘Faktor X’ yang Bikin Serapan Tenaga Kerja Minim
“Upaya serangan Rusia di Donbas, sebagian besar melalui Bakhmut, telah gagal … Rusia tidak dapat merebut wilayah yang sangat strategis,” kata Kirby, dikutip dari The Guardian, Selasa (2/5/2023).
“Ini tiga kali jumlah tewas dalam aksi yang dihadapi Amerika Serikat dalam kampanye Guadalkanal dalam Perang Dunia 2,” tambahnya.
Serangan Rel Kereta
Seorang pejabat Rusia pada Selasa mengatakan pasukan Ukraina telah menembaki kota perbatasan Kukovichi semalam. Ini ketiga kalinya dalam tiga hari ia menuduh Ukraina menyerang wilayah Rusia barat daya Bryansk.
Gubernur Bryansk Alexander Bogomaz, yang wilayahnya berbagi perbatasan di selatan dengan Ukraina dan di barat dengan Belarus, membuat tuduhan terbaru dalam sebuah posting Twitter. Namun ia menambahkan tidak ada korban jiwa.
Itu terjadi setelah dia mengklaim pada Senin bahwa IED meledak di sepanjang rel kereta Bryansk-Unecha, yang berbatasan dengan Ukraina. Hal tersebut menyebabkan kereta barang tergelincir.
Rekaman video yang diambil di lokasi ledakan kereta api menunjukkan lusinan gerbong kereta api yang hancur dan terbakar membara saat petugas darurat memadamkan beberapa kebakaran. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, ujarnya.
Pada Minggu, gubernur mengatakan penembakan di Ukraina menewaskan empat warga sipil setelah serangan menghantam bangunan tempat tinggal di desa Suzemka, di distrik Syzemsky.
Dalam semua kasus, Bogomaz tidak memberikan bukti apa pun, sehingga media tidak dapat memverifikasi klaimnya secara independen. Ukraina belum mengomentari dugaan insiden tersebut.
Warga AS Tewas
Seorang mantan Marinir AS, Cooper “Harris” Andrews yang berusia 26 tahun, tewas di pinggiran Bakhmut akhir pekan lalu. Menurut pengakuan ibunya, Willow Andrews, Harris tewas terkena mortir kemungkinan pada 19 April lalu.
Namun tubuh Harris belum ditemukan. Pertempuran yang sedang berlangsung di sekitar kota membuat evakuasi sulit.
Sebelum tewas, Harris bekerja untuk kelompok aktivis yang dikenal sebagai Komite Perlawanan, menurut pernyataan media sosial mereka. Mereka mengatakan dia terbunuh saat membantu evakuasi warga sipil dari kota.
Andrews meninggalkan Cleveland, Ohio pada bulan November dan bergabung dengan Legiun Asing. Ini merupakan kelompok pejuang asing yang membantu militer Ukraina.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Senin bahwa pihaknya dapat mengkonfirmasi kematian seorang warga negara AS di Ukraina. Sayangnya Deplu AS tak menyebut nama individu tersebut.
Putin Bakal Ditangkap
Presiden Rusia Vladimir Putin terancam ditangkap. Ini akan terjadi jika dia menghadiri pertemuan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) di Afrika Selatan pada Agustus mendatang.
Pihak berwenang di negara itu memperingatkan bisa menahan Putin menyusul surat perintah penangkapannya yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag. Surat tersebut terbit sejak Maret lalu.
Surat kabar Sunday Times Afrika Selatan, mengutip sumber-sumber di pemerintahan negara itu, mengatakan bahwa komisi khusus pemerintah yang dibentuk oleh Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa untuk menyelidiki surat perintah penangkapan internasional menyimpulkan bahwa negara itu tidak punya pilihan selain menangkap Putin jika dia datang.
“Kami tidak punya pilihan untuk tidak menangkap Putin,” kata seorang pejabat pemerintah kepada The Sunday Times, sebagaimana dikutip tumkongreler.
“Jika dia datang ke sini, kami akan terpaksa menahannya,” ujarnya.
Putin diperkirakan akan melakukan perjalanan ke KTT, meskipun Kremlin belum mengonfirmasi kehadirannya, untuk bertemu dengan para pemimpin BRICS. Sumber surat kabar mengatakan bahwa satu-satunya pilihan yang mereka miliki adalah Putin untuk berpartisipasi secara online dari Moskow.