tumkongreler.com – Peperangan skala besar Rusia-Ukraina telah berjalan hampir satu tahun. Semenjak 24 Februari tahun lalu, Moskow mulai menyerbu beberapa wilayah di Timur Ukraina dan mengklaim daerah itu sebagai miliknya.
Saat ini, peperangan di antara keduanya belum berhenti. Bahkan, eskalasi terancam meluas setelah negara-negara Barat bermanuver untuk membantu Ukraina dan mengecam Rusia.
Berikut perkembangan perang Rusia-Ukraina sebagaimana dirangkum tumkongreler, Rabu, (22/2/2023):
1. Rusia Hentikan Perjanjian Nuklir
Parlemen Rusia Duma telah memutuskan agar negara itu untuk menghentikan perjanjian pengurangan senjata nuklir START dengan AS. Hal ini terjadi saat Presiden negara itu, Vladimir Putin, menyatakan Kremlin akan segera membekukan perjanjian itu.
Baca : HP Harga Rp 26 Juta, Samsung Galaxy S23 Ultra Tanpa Tanding?
Dalam pidatonya, Putin menyebut hal ini merupakan keterpaksaan meskipun perjanjian itu merupakan sesuatu yang strategis. Ia mengklaim AS dan sekutu Baratnya dengan sengaja saat ini mencoba melemahkan posisi Rusia.
“Saya membuat pidato ini pada saat yang kita semua tahu adalah saat yang sulit dan menentukan bagi negara kita, saat perubahan kardinal yang tidak dapat diubah di seluruh dunia,” paparnya dikutip Al Jazeera.
Perjanjian START ditandatangani di Praha, Ceko, pada 2010. Perjanjian itu mulai berlaku pada tahun berikutnya dan diperpanjang pada 2021 selama lima tahun lagi setelah Presiden AS Joe Biden menjabat.
Dalam situasi saat ini, AS memilih untuk mendukung Ukraina dalam melawan Rusia. Washington bahkan memberikan bantuan senjata serta pendanaan bagi Negeri Lumbung Pangan Eropa itu.
2. Rusia Gempur Kharkiv
Rusia kembali meluncurkan serangan rudal di wilayah kota Kharkiv di wilayah Timur Laut Ukraina. Kota ini sebelumnya pada awal perang berada di bawah kendali Rusia.
Dalam serangan itu, dua warga sipil terluka. Namun tidak dirinci bagaimana kondisi para korban itu.
“Menurut data awal, empat serangan menghantam distrik Kyiv di Kharkiv. Musuh menargetkan fasilitas industri,” jelas Wali kota Kharkiv, Ihor Terekhov.
3. G7 Jatuhkan ‘Bom’ ke Rusia
Menteri Luar Negeri koalisi 7 negara industri dunia atau G7 mengatakan bahwa kelompok itu akan memberlakukan sanksi tambahan terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina.
“Kami akan membebankan biaya ekonomi lebih lanjut pada Rusia, dan pada individu dan entitas – di dalam dan di luar Rusia – yang memberikan dukungan politik atau ekonomi untuk pelanggaran hukum internasional ini,” tulis kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
“Kami mengulangi kecaman kami atas retorika nuklir Rusia yang tidak bertanggung jawab. Itu tidak akan mengganggu atau menghalangi kami untuk mendukung Ukraina, selama diperlukan,” tulis menteri luar negeri Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, AS, dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa.
Baca : Elon Musk Ketahuan Bohong Lagi, Dibongkar Pengacara Tesla
4. Putin Ngamuk
Putin melontarkan kata-kata kasar pada para orang super kaya Rusia yang terkena sanksi pada hari Selasa. Ia menyebut para warga kaya itu sebagai pengkhianat negara Rusia.
Putin mengklaim para pebisnis elit sekarang membayar harga untuk mengambil keuntungan dari pengaruh Barat dan liberalisasi pasar keuangan setelah jatuhnya Uni Soviet untuk memindahkan kekayaan ke luar negeri.
“Alih-alih menciptakan lapangan kerja di sini, modal ini dihabiskan untuk membeli real estat elit, kapal pesiar. Beberapa datang ke Rusia, tetapi gelombang pertama dihabiskan untuk mengkonsumsi barang-barang Barat,” tegasnya.
Putin mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan terhadap banyak pebisnis Rusia setelah serangan ke Ukraina membuktikan Barat bukanlah tempat perlindungan terbaik bagi aset mereka.
“Peristiwa terbaru telah menunjukkan bahwa Barat hanyalah hantu dalam hal menjadi tempat berlindung yang aman,” katanya.
“Mereka yang melihat Rusia hanya sebagai sumber pendapatan dan berencana untuk tinggal di luar negeri, mereka melihat bahwa mereka baru saja dirampok di Barat.”